Jakarta, CNN Indonesia --
Australia mengonfirmasi bahwa
Julian Assange memiliki paspor yang masih berlaku, menepis kekhawatiran pendiri
Wikileaks itu akan ekstradisi ke Amerika Serikat karena Ekuador mengakhiri suakanya.
Diberitakan
Reuters, Sabtu (23/2), pejabat senior Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) mengonfirmasi hal ini dalam sesi pemaparan mengenai status Assange di Senat.
Pejabat itu mengatakan bahwa paspor Assange dikeluarkan pada September lalu, tapi tidak dilaporkan hingga hari ini, Sabtu (23/2). Dengan paspor sah itu, Assange, yang kondisi kesehatannya sedang buruk, bisa kembali ke Australia.
Seorang senator dari partai minoritas Centre Alliance, Rex Patrick, kemudian bertanya kepada pejabat tersebut terkait pembicaraan dengan pemerintah AS tentang keamanan Assange setelah ia meninggalkan Kedutaan Ekuador di Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjawab pertanyaan tersebut, Kepala Departemen Hukum DFAT, James Larsen, mengatakan bahwa ia tidak mengetahui ada proses hukum di AS terhadap Assange, sehingga tidak ada yang perlu didiskusikan.
"Saya tidak memiliki catatan tentang hubungan kami dengan Amerika Serikat secara khusus mengenai Assange," kata James.
Assange selama ini menjadi incaran Washington lantaran merilis ribuan dokumen militer dan diplomatik AS yang didapat WikiLeaks dari Manning.
Salah satu bagian dari yang dibocorkan adalah 500 dokumen rahasia militer AS terkait perang di Afghanistan dan Irak beberapa waktu lalu.
Pejabat AS mengakui bahwa jaksa federal menyelidiki tindakan kriminal Assange dan Wikileaks yang telah menerbitkan rahasia diplomatik dan militer.
Sejak kasus ini berkembang, AS selalu mencari cara untuk mengekstradisi Assange. Pendiri Wikileaks itu pun mencari perlindungan dan sempat mendapatkan suaka dari Ekuador dan bersembunyi di kedutaan besar negara Amerika Selatan itu di Inggris.
(ulf/has)