Pengamat Nilai Klaim Prabowo soal RI Tak Dihargai Tidak Tepat

CNN Indonesia
Senin, 01 Apr 2019 17:47 WIB
Pengamat dari CSIS menganggap klaim yang dilontarkan Prabowo Subianto saat debat Sabtu lalu bahwa Indonesia tidak dihormati dunia tidak tepat.
Pengamat dari CSIS menganggap klaim yang dilontarkan Prabowo Subianto saat debat Sabtu lalu bahwa Indonesia tidak dihormati dunia tidak tepat. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menganggap klaim yang dilontarkan Prabowo Subianto saat debat Sabtu lalu bahwa Indonesia tidak dihormati dunia tidak tepat.

Ketua Departemen Hubungan Internasional (CSIS), Shafiah Muhibat, menganggap pernyataan calon presiden nomor urut 02 itu tidak tepat karena meski memiliki keterbatasan untuk bertindak, Indonesia telah berkontribusi cukup banyak dalam penyelesaian sejumlah isu internasional.

"Sebenarnya kuat atau tidak kuat diplomasi RI, saya tidak punya referensi untuk mengukurnya. Saya rasa kalau kita bilang (RI) tidak kuat, ya tidak fair juga bagi para diplomat RI," kata Shafiah dalam diskusi yang digelar kantornya di Jakarta, Senin (1/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi kalau dalam beberapa isu, kita belum bisa mengusulkan agenda setting, tapi di sejumlah isu lain kita bisa. Meski begitu, kalo dikategorikan umum Indonesia lemah, menurut saya tidak fair."
Menurut Sharfiah, suara Indonesia cukup kuat berkumandang dalam sejumlah isu internasional, seperti Palestina dan Rohingya.

Ia juga menganggap kontribusi Indonesia di kancah internasional cukup dipandang dunia. Hal itu terlihat dari Indonesia yang berhasil terpilih kembali sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk keempat kalinya pada Juni 2018 lalu untuk periode 2019-2020.

Meski begitu, dia juga tak menampik bahwa Indonesia tak bisa leluasa mengangkat isu kemerdekaan Palestina, yang selama ini menjadi perhatian pemerintah, dalam level bergengsi tersebut.

[Gambas:Video CNN]

Shafiah menuturkan ada banyak alasan Indonesia tak bisa lantang mengangkat ide-ide di DK PBB, terutama untuk mendorong penyelesaian isu Palestina. Salah satu faktor yang membatasi Indonesia, katanya, adalah struktur DK PBB.

"RI masuk di DK PBB kan sudah ada strukturnya, ada prosedurnya ya kita harus mengikutinya. Kedua, isu yang dibahas DK PBB juga sudah set, jadi kita enggak bisa bawa isu baru (tanpa persetujuan anggota lain). Jadi memang ada tantangan yang sifatnya given jadi ini kembali lagi ke kreativitas diplomat-diplomat kita di New York," tutur Shafiah.

Dalam sesi debat capres Sabtu pekan lalu, Prabowo mengakui prestasi pemerintahan Jokowi dalam konflik Rakhine. Namun, ia menganggap Indonesia tidak dihormati di luar negeri, terutama ASEAN.

Prabowo menganggap hal itu terjadi salah satunya karena Indonesia punya banyak utang dan mata uang lemah. (rds/has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER