Jakarta, CNN Indonesia -- Kejaksaan
Swedia kembali membuka penyelidikan terkait dugaan kasus pemerkosaan yang menjerat pendiri WikiLeaks,
Julian Assange, pada 2010 lalu. Mereka berharap bisa membawa kasus itu ke pengadilan sebelum tenggat waktu kasus tersebut berakhir pada Agustus 2020.
"Saya hari ini memutuskan membuka kembali penyelidikan. Masi ada kemungkinan alasan untuk mencurigai Assange melakukan pemerkosaan," ucap wakil direktur penuntutan publik kejaksaan Swedia, Eva-Marie Persson, kepada wartawan, Senin (13/5).
"Keputusan sebelumnya pada Mei 2017 yang menutup penyelidikan tidak didasarkan pada kesulitan barang bukti, tetapi ada kesulitan lain yang menghalangi penyelidikan."
Setelah tujuh tahun berlindung di Kedutaan Ekuador di London, Assange akhirnya ditangkap setelah pihak kedutaan menyerahkan dirinya kepada aparat Inggris pada 11 April lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengadilan London memvonis Assange penjara selama 50 pekan pada 1 Mei lalu dengan alasan melanggar perintah tahanan rumah pemerintah Inggris dan kabur ke kedutaan Ekuador.
"Sekarang karena dia telah meninggalkan kedutaan Ekuador, situasi terkait kasus ini sudah berubah dan memungkinkan untuk sekali lagi menyelidiki kasus ini," kata Persson seperti dikutip
AFP.
Selama ini, Assange membantah tuduhan pemerkosaan itu dan menganggap bahwa kasus itu hanya dijadikan alasan untuk mengekstradisi dia ke Amerika Serikat.
[Gambas:Video CNN]Di Negeri Paman Sam, Assange menjadi tersangka kasus membocorkan jutaan dokumen rahasia negara yang dilakukan WikiLeaks selama ini.
(rds/ayp)