Jakarta, CNN Indonesia -- Serikat pilot maskapai American Airlines disebut sudah mendesak petinggi perusahaan
Boeing untuk melakukan perubahan sistem keamanan pada pesawat tipe
737 MAX 8 tak lama setelah kecelakaan
Lion Air terjadi pada 2018.
Desakan itu terungkap dalam laporan
New York Times dan
CBS News setelah memperoleh rekaman suara dalam rapat antara serikat pilot American Airlines dan pejabat Boeing pada 27 November lalu.
Selain kecelakaan Lion Air, pesawat 737 MAX 8 juga terlibat dalam kecelakaan maskapai Ethiopian Airlines pada Maret lalu yang menewaskan 157 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak itu, pesawat generasi teranyar Boeing tersebut dilarang beroperasi untuk sementara waktu sampai saat ini.
Namun sebenarnya, para serikat pilot American Airlines disebut telah mengeluhkan kekhawatiran mereka terkait sistem pengamanan Boeing 737 MAX 8 pasca kecelakaan Lion Air di Laut Jawa yang terjadi pada Oktober 2018. Insiden itu menewaskan seluruh 189 penumpang.
Menurut laporan
New York Times dan
CBS News, para pilot memperlihatkan kekhawatiran mereka terkait sistem pengamanan anti-stall MCAS yang terpasang di pesawat dalam rapat tersebut.
Sistem anti-stall MCAS disebut-sebut menjadi penyebab Ethiopian Airlines dan Lion Air jatuh. Dalam rapat, para pilot mengeluhkan bahwa mereka merasa tidak cukup diberi panduan terkait sistem MCAS yang baru terpasang di 737 MAX 8.
Kepala Serikat Pilot American Airlines, Mike Michaelis, juga menganggap instruksi yang diberikan Boeing tidak cukup membuat pilot menguasai sistem MCAS ketika mereka harus menghadapi kerusakan.
"Para pilot ini bahkan tidak tahu sistem sialan itu ada terpasang di pesawat, begitu juga pilot yang lainnya," ucap Michaelis.
Michaelis turut meminta para eksekutif Boeing dalam rapat untuk mempertimbangkan pembaruan dan peningkatan keamanan peranti lunak 737 MAX 8.
Namun, Wakil Presiden Boeing, Mike Sinnett, menuturkan sistem MCAS belum tentu menjadi satu-satunya penyebab kecelakaan terjadi.
"Belum ada yang menyimpulkan bahwa sistem ini satu-satunya penyebab insiden ini adalah fungsi (sistem anti-stall) ini dalam pesawat," kata Sinnett seperti dikutip
AFP, Rabu (15/5).
"Hal terburuk yang bisa terjadi adalah tragedi seperti ini. Ini bisa menjadi lebih buruk lagi jika hal serupa akan terjadi lagi," ucap Sinnet.
Sampai saat ini, Boeing tengah berusaha melakukan sejumlah perbaikan terhadap 737 MAX 8 yang diharapkan dapat disetujui oleh otoritas penerbangan dan regulator.
Pihak Boeing berharap pesawat tipe 737 MAX dapat kembali mengudara pada pertengahan Juli mendatang.
(rds/has)