
FAA Disebut Sempat Pertimbangkan Setop Terbang Boeing 737 Max
AFP, CNN Indonesia | Senin, 29/04/2019 04:22 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Federasi Penerbangan Amerika Serikat (FAA) disebut sempat mempertimbangkan untuk melarang terbang beberapa pesawat Boeing 737 Max sebelum terjadi dua kecelakaan maut pesawat jenis itu di Indonesia dan Ethiopia.
Rencana pelarangan terbang itu muncul setelah ada masalah keterlambatan dalam pembelajaran sistem pencegah kehilangan daya angkat atau anti-stall.
Menurut sebuah sumber, dikutip dari AFP, Senin (29/4), pada 2018 atau sebelum Lion Air PK-LQP jatuh di Indonesia, para petugas inspeksi bersama FAA menemukan bahwa pabrikan telah menonaktifkan sinyal yang dirancang untuk memberi tahu awak kokpit soal malafungsi perangkat lunak dalam sistem anti-stall, yakni Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS).
Para inspektur ini bertugas memantau Southwest Airlines, pengguna terbesar pesawat 737 Max saat itu, yakni 34 armada.
Ketika mencoba untuk menentukan apakah pilot pesawat ini membutuhkan pelatihan tambahan, para inspektur mulai memiliki hipotesis soal sinyal tanda bahaya yang dimatikan itu.
Setelah beberapa perdebatan, termasuk soal kemungkinan pelarangan terbang, mereka menyerah pada hipotesis ini. Hal itupun tidak pernah disampaikan kepada pejabat tingkat tinggi di FAA.
Para inspektur kemudian menemukan bahwa Boeing membuat sinyal malafungsi sistem itu menjadi opsional, karena jika tidak itu akan menghabiskan lebih banyak biaya.
Hal ini diketahui usai insiden Lion Air pada Oktober 2018. Pasalnya, Southwest Airlines meminta Boeing untuk mengaktifkan kembali sinyal tersebut. Produsen pesawat itu disebut menonaktifkannya tanpa memberitahu pihak meskapai.
Menurut seorang juru bicara Southwest Airlines, pihak maskapai maupun pilot tidak menyadari perubahan ini ketika mereka mulai menerbangkan pesawat pada 2017. Mereka baru tahu setelah Lion Air jatuh.
"Sebelum insiden Lion Air, [sinyal] digambarkan dapat dioperasikan oleh Boeing di semua pesawat Max," katanya.
"Setelah kecelakaan Lion Air, Boeing memberi tahu Southwest bahwa sinyal itu dimatikan kecuali itu secara khusus disetel untuk menyala," ia menambahkan.
Pada titik inilah, lanjut juru bicara itu, Southwest Airline memilih opsi ini untuk menyalakan sinyal itu pada semua pesawatnya.
Saat dimintai tanggapanya terkait informasi dari sumber tadi, Boeing belum memberikan responsnya.
Sementara, FAA tidak akan memberikan komentarnya soal pesawat yang nyaris dilarang terbang itu. Namun, juru bicaranya membenarkan bahwa "sinyal adalah opsional untuk operator."
Sebelumnya, terjadi dua kecelakaan maut dua pesawat jenis Boeing 737 Max. Pertama, Lion Air PK LQP dengan nomor penerbangan JT-610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Oktober 2018. Insiden ini menewaskan semua penumpang dan awaknya yang berjumlah 189 orang.
Kedua, kecelakaan Ethiopia Airlines ET-AVJ yang menewaskan 157 orang, Maret 2019.
Sebuah sumber AFP, pada Maret, menyebut bahwa tak satu pun dari pesawat Boeing 737 Max dalam kecelakaan Lion Air maupun Ethiopia Airlines dilengkapi dengan sinyal yang seharusnya menunjukkan malafungsi MCAS.
[Gambas:Video CNN] (arh)
Rencana pelarangan terbang itu muncul setelah ada masalah keterlambatan dalam pembelajaran sistem pencegah kehilangan daya angkat atau anti-stall.
Para inspektur ini bertugas memantau Southwest Airlines, pengguna terbesar pesawat 737 Max saat itu, yakni 34 armada.
Ketika mencoba untuk menentukan apakah pilot pesawat ini membutuhkan pelatihan tambahan, para inspektur mulai memiliki hipotesis soal sinyal tanda bahaya yang dimatikan itu.
![]() |
Para inspektur kemudian menemukan bahwa Boeing membuat sinyal malafungsi sistem itu menjadi opsional, karena jika tidak itu akan menghabiskan lebih banyak biaya.
Hal ini diketahui usai insiden Lion Air pada Oktober 2018. Pasalnya, Southwest Airlines meminta Boeing untuk mengaktifkan kembali sinyal tersebut. Produsen pesawat itu disebut menonaktifkannya tanpa memberitahu pihak meskapai.
"Sebelum insiden Lion Air, [sinyal] digambarkan dapat dioperasikan oleh Boeing di semua pesawat Max," katanya.
"Setelah kecelakaan Lion Air, Boeing memberi tahu Southwest bahwa sinyal itu dimatikan kecuali itu secara khusus disetel untuk menyala," ia menambahkan.
![]() |
Saat dimintai tanggapanya terkait informasi dari sumber tadi, Boeing belum memberikan responsnya.
Sementara, FAA tidak akan memberikan komentarnya soal pesawat yang nyaris dilarang terbang itu. Namun, juru bicaranya membenarkan bahwa "sinyal adalah opsional untuk operator."
Kedua, kecelakaan Ethiopia Airlines ET-AVJ yang menewaskan 157 orang, Maret 2019.
Sebuah sumber AFP, pada Maret, menyebut bahwa tak satu pun dari pesawat Boeing 737 Max dalam kecelakaan Lion Air maupun Ethiopia Airlines dilengkapi dengan sinyal yang seharusnya menunjukkan malafungsi MCAS.
[Gambas:Video CNN] (arh)
ARTIKEL TERKAIT

Staf Boeing Disebut Bocorkan Masalah Pesawat 737 Max ke FAA
Internasional 7 bulan yang lalu
Boeing Targetkan Operasikan Kembali 737 MAX Pertengahan Juli
Internasional 7 bulan yang lalu
Amerika Akan Evaluasi Boeing 737 Max dengan Negara Lain
Internasional 7 bulan yang lalu
Trump Usul Boeing Ganti Nama 737 MAX Demi Genjot Profit
Internasional 7 bulan yang lalu
Soal Boeing, American Airlines Setop 115 Penerbangan Per Hari
Internasional 7 bulan yang lalu
Maskapai AS Perpanjang Larangan Terbang Boeing 737 Max
Internasional 7 bulan yang lalu
BACA JUGA

United Airlines Pesan 50 Armada Airbus, Gantikan Boeing 757
Ekonomi • 04 December 2019 13:17
Boeing Dekati Regulator Sedunia Demi 737 MAX Terbang Lagi
Ekonomi • 17 November 2019 00:19
Boeing Yakin Dapat Izin Terbang Seri 737 Max Lagi Akhir Tahun
Ekonomi • 13 November 2019 08:10
NASA Uji Coba Pesawat Ruang Angkasa Milik Boeing
Teknologi • 05 November 2019 04:44
TERPOPULER

Kongres AS Dukung Solusi Dua Negara Israel-Palestina
Internasional • 3 jam yang lalu
Jurnalis RI Dipaksa Bugil saat Ditahan Imigrasi Hong Kong
Internasional 5 jam yang lalu
Insiden Penembakan, AS Diminta Berhenti Latih Tentara Saudi
Internasional 1 jam yang lalu