Trump Dukung Pernyataan Korut Sebut Joe Biden Sosok IQ Rendah

CNN Indonesia
Selasa, 28 Mei 2019 13:25 WIB
Presiden Donald Trump mendukung pernyataan Korea Utara yang menyebut mantan wakil presiden era Barack Obama, Joe Biden, sebagai sosok bodoh dengan IQ rendah.
Presiden Donald Trump mendukung pernyataan Korea Utara yang menyebut mantan wakil presiden era Barack Obama, Joe Biden, sebagai sosok bodoh dengan IQ rendah. (Reuters/Jim Young)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Donald Trump mendukung pernyataan Korea Utara yang menyebut mantan wakil presiden era Barack Obama, Joe Biden, sebagai sosok bodoh dengan IQ rendah.
 
"Kim Jong-un memberikan pernyataan bahwa Joe Biden adalah seorang dengan IQ rendah. Dia [Joe Biden] mungkin memang seperti itu dilihat dari rekam jejaknya. Saya pikir saya setuju dengannya terkait kritik itu," ujar Trump, Senin (27/5).
Komentar Trump tersebut mengacu pada kritik dari media propaganda Korut, KCNA, yang pada pekan lalu menyebut Biden sebagai sosok bodoh dengan IQ rendah karena berani mengkritik Kim Jong-un.

Trump pun dikritik karena dianggap lebih berpihak pada diktator asing daripada dengan ketimbang sesama orang Amerika.

"Mendukung diktator kejam daripada sekutu kita sendiri di wilayah ini? Ini tidak menunjukkan kekuatan Amerika: Masih ingin kesepakatan, Trump mendukung Kim Jong-un daripada Biden, Bolton, dan Jepang," kicau senator dari Partai Demokrat, Amy Klobuchar.
Tak hanya oposisi, kritikan juga datang dari kubu Partai Republik, yaitu anggota dewan perwakilan, Adam Kinzinger, yang menganggap komentar Trump "sangat salah."
 
Sementara itu, pihak Biden beserta Komite Nasional Demokrat tidak memberikan tanggapan langsung terkait ucapan Trump tersebut.
 
Namun, salah satu calon presiden AS dari partai Demokrat, Pete Buttigieg, menganggap Trump sengaja melontarkan komentar kontroversial untuk menaikkan popularitasnya menjelang pemilu 2020.
 
"Ini hanyalah satu contoh lagi, cara presiden menarik perhatian dengan mengatakan hal-hal yang mengagetkan hati nurani," katanya.
Menurutnya, sangat jelas persaingan politik menjelang pemilu merupakan alasan kuat bagi Trump untuk menyerang Biden, yang merupakan bakal calon presiden dari Partai Demokrat.
 
Di sisi lain, keberpihakan Trump pada Kim diduga mengacu pada upaya AS membangun hubungan kuat dengan Korut agar negara tersebut bersedia melucuti senjata nuklirnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(ajw/has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER