Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
Rusia membuka kemungkinan pertemuan antara Presiden
Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat,
Donald Trump, di sela pertemuan G20 di Jepang bulan ini, di tengah ketegangan kedua negara akibat kesepakatan senjata nuklir.
"Ada kesempatan. Ada kesempatan, semuanya bisa terjadi," ujar juru bicara pemerintahan Rusia, Dmitry Peskov, sebagaimana dilansir Reuters.
Peskov membuka kemungkinan ini tak lama setelah Putin mengancam bakal menghentikan perjanjian senjata nuklir START jika AS terus membongkar isi perjanjian kontrol senjata internasional.
Sebagaimana dilansir
Reuters, perjanjian yang disepakati pada 8 April 2010 ini memastikan kedua negara membatasi hulu ledak dan bom nuklir di angka 1.550.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan demikian, peluru kendali balistik antarbenua dan rudal balistik berbasis kapal selam dapat ditekan hingga hanya 700. Sementara itu, rudal balistik berbasis kapal selam dan pengebom hanya bisa mencapai 800.
[Gambas:Video CNN]Namun, Rusia mempertanyakan konversi AS terkait sejumlah kapal selam dan kapal pengebom yang dapat membawa senjata konvensional. Menurut mereka, tak ada yang dapat memasikan kapal itu bisa membawa senjata nuklir atau tidak.
Sementara itu, Trump menganggap kesepakatan ini adalah bentuk negosiasi yang buruk dari pemerintahan Barack Obama.
Kesepakatan ini hanya berlaku sepuluh tahun, tapi bisa diperpanjang hingga lima tahun. Kedua negara harus memutuskan akan memperpanjang atau tidak pada Februari lalu, tapi pihak AS tak kunjung memberikan kepastian.
(has)