Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak enam
paus sikat Atlantik Utara yang terancam punah ditemukan mati di Teluk St Lawrence,
Kanada, pada bulan ini.
Pejabat Kanada mengonfirmasi kematian paus langka dengan nama latin Eubalaena glacialis itu pada Kamis (27/6).
Melalui satelit pelacak, pejabat Kementerian Perikanan dan Kelautan Kanada dapat melihat bangkai-bangkai paus tersebut mengapung di perairan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pejabat juga mengaku melihat bangkai lainnya terapung di semenanjung yang tak jauh dari kawasan Teluk St Lawrence.
Dua bangkai paus telah ditarik ke dekat pantai. Petugas kemudian akan membawa dua bangkai itu untuk diautopsi.
Salah satu paus tersebut berjenis kelamin betina bernama Punctuation. Paus berusia 40 tahun itu dilaporkan mati akibat tabrakan dengan sebuah kapal.
Sementara itu, petugas belum mengetahui penyebab kematian paus jantan lainnya yang diketahui bernama Wolverine.
Hingga kini, otoritas sudah merencanakan autopsi guna mengetahui penyebab kematian sejumlah paus lainnya.
Akibat kematian sejumlah paus ini, pemerintah Kanada meningkatkan pelacakan terhadap paus tersebut. Pemerintah juga melakukan pengawasan udara dan laut serta pemantauan akustik laut.
Selain itu, Lembaga Transportasi Kanada memperluas batas kecepatan kapal di teluk tersebut menjadi 10 knot atau sekitar 18 kilometer per jam.
Pihaknya juga menutup sekitar 16 ribu kilometer persegi kawasan teluk yang dijadikan tempat penangkapan ikan komersial.
Menurut petugas konservasi, paus sikat Atlantik Utara merupakan salah satu spesies yang paling terancam punah di dunia.
Setiap musim panas, sekitar sepertiga dari para petugas konservasi mengunjungi perairan Kanada untuk memberi makan paus-paus tersebut.
Kunjungan ini juga terus naik bersamaan dengan peningkatan jumlah paus di kawasan Teluk St Lawrence dalam beberapa tahun terakhir.
(ajw/has)