Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat
Donald Trump menyebut dirinya menanyakan soal pembunuhan jurnalis
Jamal Khashoggi pada Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) ketika bertemu di KTT
G20 di Osaka, Jepang.
"Secara keras saya menyinggung isu ini," kata Trump dalam konferensi pers yang digelar setelah ia bertemu Presiden China, Xi Jinping. "Saya bertanya padanya apa yang terjadi."
Hanya saja, Trump enggan berkomentar lebih lanjut soal laporan Badan Intelejen Amerika Serikat (CIA) bahwa MbS adalah orang yang memerintahkan pembunuhannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sesungguhnya, saya tidak ingin berbicara soal laporan intelijen."
Isu pembunuhan Khasoggi adalah salah satu yang menjadi sorotan pada Trump selain permasalahan perang dagang dengan China.
Ketika ditanyai soal hal itu, Trump menyebut dirinya "marah", tapi tetap memuji Arab Saudi sebagai sekutu yang baik bagi AS.
"Saya kira ini buruk sekali dan jika Anda melihat yang terjadi di Arab Saudi, kira-kira 13 orang sudah dieksekusi. Dan saya telah memberi tahu semua orang bahwa saya tidak bahagia dengan hal itu," kata Trump saat ditanyai wartawan.
"Namun di saat bersamaan saya juga akan mengatakan -- tidak ada tudingan langsung pada Pangeran Arab Saudi. Saya mengatakan saya telah berbicara panjang dengan ayahnya. Mereka adalah sekutu yang baik, mereka menciptakan jutaan pekerjaan di negara ini. Mereka memesan peralatan, bukan hanya di bidang militer, tapi juga memesan berbagai lain peralatan senilai 400 miliar dollar, dan bahkan lebih banyak lagi."
Trump sendiri bertemu dengan MbS saat sarapan bersama pada Sabtu (29/6) pagi. Setelahnya Trump sempat mengelak pertanyaan wartawan soal pembunuhan Khasoggi, tapi pada sesi konferensi pers siang memberikan respons.
Laporan dari pakar PBB mengatakan bahwa "eksekusi Khashoggi adalah tanggung jawab Arab Saudi", dan bahwa Pangeran Mohammed pasti menyadari upaya untuk menutupi kejahatan itu, termasuk pembersihan barang bukti di konsulat yang menjadi TKP.
Khashoggi adalah kolumnis Washington Post yang tinggal di Amerika Serikat dan sering mengkritik MbS. Khashoggi menghilang setelah ia memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu untuk mendapatkan dokumen pernikahannya.
(vws)