Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Korea Selatan,
Moon Jae-in, menyebut pertemuan Presiden Amerika Serikat,
Donald Trump, dan pemimpin tertinggi Korea Utara,
Kim Jong-un, di zona demiliterisasi pada akhir pekan lalu sebagai buah dari imajinasi di luar akal sehat.
Moon mengaku masih terkejut dengan pertemuan itu karena tercetus hanya dari ajakan Trump melalui Twitter. Dalam kicauannya, Trump hanya mengatakan bahwa ia akan berada di Korsel dan ingin menyapa Kim di perbatasan dengan Korut.
"Ajakan luar biasa itu dan respons yang berani itu adalah hasil dari imajinasi menakjubkan yang di luar akal sehat. Semuanya tak terpikirkan dalam tata bahasa diplomatik," ujar Moon sebagaimana dikutip
AFP, Selasa (2/7).
Perjumpaan antara Trump dan Kim di tengah kebuntuan perundingan denuklirisasi ini memang dianggap sebagai sebuah kemajuan dan sarat simbolisasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertemuan itu, kedua pemimpin berjabat tangan dan saling melempar senyum. Trump bahkan menjejakkan kakinya di wilayah kekuasaan Korut, menjadikannya pemimpin AS pertama yang masuk ke negara terisolasi itu.
Kim dan Trump pun sepakat untuk melanjutkan perundingan denuklirisasi yang sempat buyar setelah pertemuan mereka di Hanoi pada Februari lalu tak menghasilkan kesepakatan apa pun.
"[Pertemuan itu] merupakan deklarasi defacto untuk mengakhiri sikap perkelahian dan permulaan dari era perdamaian," ucap Moon.
[Gambas:Video CNN]Moon sendiri merupakan sosok penting dalam hubungan Trump dan Kim. Ia merupakan penyambung lidah antara Korut dan AS hingga akhirnya Kim dan Trump dapat bertemu untuk pertama kalinya pada tahun lalu.
Meski Moon menganggap pertemuan ini sangat penting, sejumlah analis dan pejabat menganggap gestur di zona demiliterisasi itu hanya "pertunjukan teatrikal."
"Presiden kami tak seharusnya mengaburkan pengaruh AS di dalam pose foto resmi dan bertukar surat cinta dengan diktator kejam," kata kandidat calon presiden dari Partai Demokrat AS, Elizabeth Warren.
(has)