AS-Taliban Berunding Kembali Akhir Pekan Ini

CNN Indonesia
Rabu, 03 Jul 2019 04:41 WIB
Dalam perundingan akhir pekan lalu Taliban menolak melanjutkan negosiasi karena AS memaksa menghadirkan perwakilan pemerintah Afghanistan.
Ilustrasi pasukan Taliban di Afghanistan. (REUTERS/Parwiz)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok Taliban dilaporkan akan bertemu dan melakukan perundingan dengan Amerika Serikat di Qatar pada Minggu (7/7) mendatang. Keduanya bakal melanjutkan negosiasi damai setelah sempat terhenti karena AS mengikutsertakan perwakilan dari pemerintah Afghanistan.

Rencana perundingan lanjutan muncul setelah Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menginginkan kesepakatan damai antara AS dengan Taliban tercapai sebelum 1 September. Jangka waktu ini dipilih sebelum pemilu Afghanistan dimulai, karena negara Barat khawatir akan meningkatnya ketidakstabilan baru di negara tersebut.
Hal itu disampaikan Pompeo ketika dirinya melakukan kunjungan ke Kabul, Afghanistan pekan lalu. Presiden Trump juga ingin menarik pasukan AS dari Afghanistan karena menganggap perang terpanjang AS sejak September 2001 silam merugikan baik secara militer ataupun finansial.

"Setelah batas waktu penarikan pasukan asing ditetapkan di hadapan para pengamat internasional, kami akan mulai perundingan dengan pihak Afghanistan, tapi kami tidak akan berunding dengan pihak Kabul sebagai pemerintah," kata juru bicara dari kantor Taliban di Qatar, Suhail Shaheen, seperti dilansir Reuters, Selasa (2/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencananya, AS akan menarik sekitar 14 ribu pasukannya dari Afghanistan jika kesepakatan damai itu tercapai. Sebagai gantinya, Taliban akan menjamin bahwa mereka tidak akan mengizinkan wilayahnya menjadi sarang kelompok radikal yang merencanakan serangan teror terhadap negara lain.

Sementara itu, utusan AS untuk perundingan dengan Taliban, Zalmay Khalilzad, mengatakan dialog antar warga Afghanistan menjadi bagian terpenting dalam kesepakatan damai ini.
"Penerimaan satu sama lain, mencari kesepakatan bersama, dan persetujuan untuk mengatasi perbedaan politik tanpa kekerasan adalah yang dibutuhkan untuk belajar dari tragedi 40 tahun terakhir," ujar Khalilzad.

Senada dengan pernyataan Khalilzad, utusan Jerman untuk Afghanistan dan Pakistan, Markus Potzel, menyatakan komponen penting dalam setiap proses perdamaian harus melibatkan langsung warga Afghanistan.

"Rakyat Afghanistan hanya akan ikut berpartisipasi sesuai dengan kapasitas pribadi mereka dan dalam pijakan yang setara," kata Potzel.

"Afghanistan berada pada situasi genting terkait dengan peluang untuk maju ke perdamaian," ujar Potzel.

Taliban sempat menolak melakukan negosiasi dengan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani. Upaya Ghani untuk menyatukan Taliban dengan pejabat Afghanistan di Doha gagal dan berakhir dengan perseteruan antara kedua pihak.

[Gambas:Video CNN]

Sementara, Jerman yang memegang peranan penting dalam dukungan internasional terhadap pemerintahan pasca-Taliban, serta Qatar yang masih mempertahankan hubungan dengan kelompok militan itu mengatakan bahwa mereka bersama-sama memperpanjang undangannya untuk perundingan di Doha pada Minggu mendatang dan Senin pekan depan. (ajw/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER