Uni Eropa Desak Iran Batalkan Rencana Pengayaan Nuklir

CNN Indonesia
Rabu, 03 Jul 2019 03:42 WIB
Pernyataan bersama desakan terhadap Iran dibuat Uni Eropa bersama sejumlah menlu dari Prancis, Jerman, dan Inggris.
Ilustrasi penolakan terhadap aksi nuklir Iran. REUTERS/Mike Segar
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala diplomatik Uni Eropa bersama Prancis, Jerman dan Inggris menyatakan keprihatinannya dan mendesak Iran untuk mencabut keputusannya melakukan pengayaan uranium hingga melebih batas yang ditentukan dalam kesepakatan nuklir pada 2015 lalu.

"Kami mendesak Iran untuk membatalkan langkaCini dan untuk menahan diri dari langkah-langkah lebih lanjut yang merusak perjanjian nuklir," bunyi pernyataan bersama yang ditandatangani oleh kepala diplomatik Uni Eropa Federica Mogherini dan menteri luar negeri ketiga negara- Jean-Yves Le Drian dari Prancis, Heiko Maas dari Jerman, dan Jeremy Hunt dari Inggris, dilansir AFP.

Sebelumnya, Teheran mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah membuat peringatan akan melanggar batas uranium, sebagai tanggapan terhadap Washington.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menyesali keputusan Iran ini,"


Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif sebelumnya mengklaim bahwa negaranya sudah memperkaya uranium hingga melebihi batas yang ditentukan dalam perjanjian nuklir JCPOA.

"Iran sudah melebihi batas 300 kilogram yang ditentukan," ujar Zarif seperti dilansir kantor berita ISNA.

Zarif mengatakan bahwa dunia seharusnya tidak terkejut karena Iran sudah mewanti-wanti soal pengayaan uranium ini sejak Mei lalu.

Pada 8 Mei lalu, Presiden Hassan Rouhani untuk pertama kalinya melontarkan ancaman bakal melanjutkan pengayaan uranium jika pihak-pihak peneken kesepakatan nullir tak membela Iran dari dera sanksi AS.

Melalui pidato di stasiun televisi nasional Rouhani melontarkan langsung ancaman tersebut kepada negara-negara yang menandatangani kesepakatan nuklir JCPOA itu, yakni Inggris, Prancis, Jerman, China, dan Rusia.

(ain/ain)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER