Jakarta, CNN Indonesia --
Boeing berjanji akan memberikan santunan US$100 juta atau Rp1,4 triliun secara bertahap dalam beberapa tahun kepada pemerintah dan organisasi non-profit untuk membantu keluarga korban kecelakaan pesawat
737 MAX 8 buatan mereka.
Melalui pernyataan pada Rabu (3/7), juru bicara Boeing menyatakan santunan miliaran dolar itu dimaksudkan untuk membantu biaya pendidikan dan biaya hidup keluarga serta kerabat korban kecelakaan pesawat Boeing 737 MAX.
Sebagian korban kecelakaan Boeing 737 MAX merupakan pekerja kemanusiaan dan staf kementerian yang berkaitan dengan program lingkungan, kesehatan, dan makanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat jenis teranyar Boeing itu terlibat dalam dua kecelakaan maut di Indonesia dan Ethiopia hingga menewaskan total 346 penumpang.
Kecelakaan terbaru terjadi 10 Maret lalu, ketika pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines jatuh tak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa. Insiden itu menewaskan seluruh 157 penumpang.
Beberapa bulan sebelumnya, tepatnya Oktober 2018, pesawat jenis sama yang digunakan dalam penerbangan Lion Air JT610 jatuh di Laut Jawa dan menewaskan 189 penumpang serta awak yang diangkut.
Namun, dalam pernyataan pada Rabu itu, perusahaan manufaktur pesawat asal Amerika Serikat tersebut tidak menjelaskan otoritas atau organisasi yang akan menerima santunan. Jumlah santunan tersebut juga lebih rendah dari tuntutan yang diajukan para keluarga korban.
Pemberian santunan ini disebut sebagai langkah Boeing memperbaiki citra perusahaan karena harga saham dan profit perusahaan terus turun sejak dua kecelakaan maut itu.
Boeing juga menjadi subjek penyelidikan investigasi kriminal Kementerian Kehakiman AS, belum lagi ratusan tuntutan hukum lainnya dari keluarga korban.
Seorang perwakilan kerabat korban kecelakaan Lion Air, Anton Sahadi, mengatakan keluarga menghargai pemberian santunan yang diberikan pihak Boeing tersebut.
Namun, Anton menegaskan keluarga tidak akan menghentikan tuntutan hukum terhadap perusahaan.
"Kami akan terus memperjuangkan hak-hak kami di pengadilan. Boeing melakukan ini (memberikan santunan) untuk membangun citra mereka kembali," kata Anton.
[Gambas:Video CNN]Senada dengan Anton, Justin Green, seorang pengacara yang mewakili beberapa korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines, mengatakan bahwa bantuan itu tidak akan mempengaruhi strategi kliennya di ruang sidang.
"Jika uang dihabiskan untuk memajukan cita-cita korban kecelakaan pesawat, itu akan menjadi pengeluaran yang dihabiskan dengan baik," tutur Green.
"Namun, itu tidak akan mempengaruhi strategi kliennya di ruang sidang. Apa yang sebenarnya ingin diketahui keluarga adalah mengapa kecelakaan bisa terjadi. Mungkinkah sebenarnya itu bisa dihindari?" katanya.
(rds/has)