Jakarta, CNN Indonesia -- Korban meninggal dalam bencana
banjir bandang dan tanah longsor di
Nepal dilaporkan bertambah menjadi 55 orang. Sedangkan sejumlah orang dilaporkan masih hilang dan lainnya luka-luka.
Seperti dilansir
Reuters, Senin (15/7), sekitar 30 orang hilang dan 33 luka-luka akibat bencana itu menurut data yang dirilis Kementerian Dalam Negeri Nepal.
"Bencana ini sangat merugikan perekonomian kami. Pemerintah segera menghitung kerugian sementara," kata Juru Bicara Kabinet Nepal, Gokul Banskota.
Menurut Juru Bicara Palang Merah Nepal, Dibya Raj Poudel, sekitar 10 ribu penduduk terpaksa mengungsi akibat bencana itu. Banjir bandang diduga diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi iklim muson yang menerjang negara itu yang muka wilayahnya sebagian besar adalah pegunungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Curah hujan yang tinggi memicu aliran Sungai Kosi setempat meluap. Luapan air juga meluber ke wilayah Negara Bagian Bihar, India.
Alhasil, otoritas India dan Nepal kemarin membuka 56 pintu air selama enam jam di sepanjang aliran sungai untuk mengurangi volume.
"Ketinggian air sekarang sudah berkurang," kata perwakilan kepolisian Nepal, Ishwari Dahal.
Sungai Kosi menjadi masalah bagi Nepal dan India, setelah pada 2008 alirannya berbelok dan membentuk jalur baru. Sekitar 500 di Bihar orang meninggal dalam bencana itu yang juga menyebabkan banjir besar.
(ayp)