Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
Meksiko menolak pembatasan suaka yang dibuat oleh pemerintahan Presiden AS
Donald Trump untuk membendung aliran imigran yang tidak berdokumen dan berusaha melintasi perbatasan selatan negaranya.
Dilansir dari
AFP, Menteri Luar Negeri Marcelo Ebrard mengatakan Meksiko tidak akan menjadi tempat pembuangan bagi para pencari suaka yang ditolak oleh AS dan mengatakan negaranya akan menghormati prinsip non-refoulement sesuai dengan hukum internasional saat ini.
Sebelumnya, pemerintahan Donald Trump akan memblokir sebagian besar imigran pencari suakayang melintas perbatasan selatan AS dari Meksiko.
Aturan baru ini akan mendefinisikan kembali kelayakan suaka yang segera berlaku Selasa (16/7). Kebijakan ini merupakan upaya terbaru untuk membendung aliran imigran gelap yang masuk ke AS.
Kebijakan ini pun muncul di tengah Gedung Putih yang mulai 'frustasi' menghadapi kegagalan kongres untuk mengubah regulasi suaka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Amerika Serikat adalah negara yang murah hati tetapi kewalahan oleh beban yang terkait dengan penangkapan dan pemrosesan ratusan ribu 'alien' di sepanjang perbatasan selatan," kata Jaksa Agung Bill Barr dalam sebuah pernyataan.
"Aturan ini akan mengurangi para imigran yang berusaha untuk mengeksploitasi sistem suaka kami untuk mendapatkan akses ke Amerika Serikat," tambah Barr.
Aturan baru Gedung Putih menargetkan aliran baru dari Amerika Tengah dan negara-negara lain yang telah mencoba untuk menyeberang ke Amerika Serikat dari Meksiko dan meminta suaka untuk mendapatkan pijakan di dalam negeri.
(age)