Jakarta, CNN Indonesia --
Korea Utara mengancam bakal melanjutkan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) jika
Amerika Serikat dan
Korea Selatan tetap menjalankan latihan militer gabungan.
"Penghentian uji nuklir dan rudal balistik (ICBM) kami dan penangguhan latihan militer gabungan bersama AS, untuk semua maksud dan tujuan, merupakan komitmen yang dibuat untuk memperbaiki hubungan bilateral. Itu bukanlah dokumen legal yang tertulis di atas kertas," ujar seorang juru bicara pemerintahan Korut.
"Dengan AS secara sepihak mengingkari komitmennya, kami (Korut) secara bertahap kehilangan keyakinan kami untuk mengikuti komitmen yang kami buat dengan AS juga."
Tak lama sebelum jubir tersebut berbicara, pemerintah Korut juga melansir pernyataan protes atas rencana latihan militer gabungan AS-Korsel. Menurut mereka, latihan itu akan berpengaruh pada pembicaraan denuklirisasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika latihan militer terus berlanjut, akan membawa dampak pada pembicaraan Korut-AS," ujar seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut kepada kantor berita
KCNA, Selasa (16/7).
Namun, Presiden AS, Donald Trump, menanggapi santai ancaman ini. Ia bahkan optimistis pembicaraan dengan Korut akan tetap berlanjut.
"Kita akan lihat apa yang terjadi. Dalam beberapa kasus, saya sama sekali tidak terburu-buru. Kita mungkin bisa melakukan sesuatu yang akan sangat baik bagi mereka (Korut) dan bagi setiap orang dan dunia," kata Trump.
Selama ini, Korut mengecam latihan militer AS-Korsel yang disebut digelar "di depan gerbang" negaranya. Menurut mereka, latihan tersebut digelar untuk menginvasi Korut.
Latihan gabungan ini pula yang dijadikan alasan oleh Korut untuk mengembangkan program rudal dan nuklir mereka.
Setelah Kim dan Trump bertemu untuk pertama kalinya di Singapura pada tahun lalu, AS pun sempat menyatakan bakal menangguhkan latihan militer dengan Korsel. Namun belakangan, AS tetap menggelar latihan dengan Korsel.
(ajw/has)