Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Republik merasa khawatir pernyataan rasial Presiden
Amerika Serikat,
Donald Trump, terhadap empat perempuan anggota Kongres kulit berwarna akan menjadi narasi kampanye sang presiden di pemilihan umum 2020 mendatang. Mereka khawatir hal itu justru berdampak negatif yakni menggerus perolehan suara mereka dalam pemilihan presiden tahun depan.
Sejumlah pemimpin Partai Republik di Dewan Perwakilan juga telah membahas risiko perubahan narasi kampanye ini bersama Wakil Presiden AS, Mike Pence.
"Kami tidak boleh dipandang terkait dengan hal seperti (pernyataan rasial) ini. Ini tidak perlu menjadi slogan kampanye kami," ucap seorang anggota Dewan Perwakilan AS dari Partai Republik, Mark Walker, pada Kamis (18/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekhawatiran itu muncul setelah Trump kembali menyerang empat perempuan anggota Kongres dari Partai Demokrat yang progresif tersebut, salah satunya mantan pengungsi dari Somalia yang sudah menjadi warga AS, Ilhan Omar.
Saat berkampanye di Greenville, North Carolona kemarin, Trump menyebut Omar dan tiga wanita lainnya "ekstremis yang penuh dengan rasa kebencian."
"Biarkan mereka (Omar Cs) pergi. Mereka selalu mendikte kita bagaimana untuk melakukan ini, itu. Jika mereka tidak suka, beritahu mereka untuk pergi dari sini (AS)," kata Trump di hadapan ribuan pendukungnya.
Para pendukung Trump pun mendukung pernyataannya itu dengan mengatakan "Pulangkan mereka!"
Walker dan sejumlah politikus Republik mengecam sorakan para pendukung Trump dalam kampanye tersebut. Senator Republik, Mitt Romney, juga sangat menyayangkan sorakan para pendukung Trump tersebut.
Sementara itu, mantan politikus Republik yang kini menjadi independen, Justin Amash, menganggap slogan yang dilontarkan para pendukung Trump dalam kampanye tersebut "buruk dan berbahaya."
"Itu adalah konsekuensi yang tak terhindarkan dari penghasutan yang dilakukan Presiden Trump. Beginilah episode terburuk dalam sejarah dimulai. Kita tidak boleh membiarkan orang ini (Trump) membawa kita semua ke tempat terburuk seperti itu," kata Amash seperti dikutip
Reuters.
Kisruh pernyataan rasial Trump bermula ketika sang presiden lagi-lagi mengeluarkan komentar bernada senofobia yang menjadi kontroversi di akun Twitternya.
Meski tidak menyebut nama, sang presiden dianggap menyiratkan bahwa anggota-anggota Kongres kulit berwarna tersebut bukan warga asli AS dan meminta mereka pergi.
Sejumlah anggota Kongres yang merasa tersinggung atas kicauan Trump itu adalah anggota Dewan Perwakilan fraksi Demokrat dari New York, Alexandria Ocasio-Cortez, llhan Omar dari Minnesota, Ayanna Pressley dari Massachusetts, dan Rashida Tlaib dari Michigan.
[Gambas:Video CNN]Sejak itu, keempat perempuan yang terkenal dengan sebutan The Squad itu terus beradu mulut dengan sang presiden.
(rds/ayp)