Sentil Trump, Kongres AS Blokir Penjualan Senjata ke Saudi

CNN Indonesia
Kamis, 18 Jul 2019 19:25 WIB
Kongres AS memblokir penjualan senjata senilai setara Rp113,1 triliun ke Arab Saudi, satu langkah yang dianggap sebagai sentilan bagi Presiden Donald Trump.
Ilustrasi Kongres AS. (Reuters/Jim Young)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kongres Amerika Serikat memutuskan untuk memblokir penjualan senjata senilai US$81, miliar atau setara Rp113,1 triliun ke Arab Saudi, satu langkah yang dianggap sebagai sentilan bagi Presiden Donald Trump.

Melalui sebuah pemungutan suara pada Rabu (17/7), para anggota Kongres meloloskan tiga resolusi yang mencegah penjualan senjata kontroversial tersebut.
Ketiga resolusi tersebut sebelumnya sudah lolos di tahap Senat. Selanjutnya, resolusi itu akan dibawa ke Gedung Putih, di mana Trump kemungkinan bakal menggunakan hak vetonya.

Kongres AS dapat membatalkan veto Trump melalui pemungutan suara yang harus mendapatkan dukungan lebih dari dua pertiga parlemen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penolakan ini mulai digaungkan sejak akhir tahun lalu, ketika Trump dianggap terlalu lembek terhadap Saudi ketika kasus pembunuhan Jamal Khashoggi mencuat.
Jurnalis The Washington Post itu dilaporkan tewas di dalam gedung Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.

Badan Intelijen Pusat AS (CIA) dilaporkan sudah menarik simpulan bahwa Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), memerintahkan langsung jurnalis pengkritik kerajaan tersebut.

Namun, Trump menampik laporan tersebut. Banyak pihak di AS menganggap Trump tak mau bersikap terlalu keras terhadap Saudi demi menyelamatkan bisnis.

[Gambas:Video CNN]

Selama ini, Trump ingin meloloskan 22 penjualan senjata yang mencakup pesawat, amunisi, dan senjata lainnya ke Saudi, Uni Emirat Arab, dan Yordania, di tengah peningkatan ketegangan di kawasan Timur Tengah.

Kritikus memperingatkan bahwa penjualan senjata ke negara-negara tersebut dapat membuat konflik di Yaman semakin keruh.

"Yang kita lihat terjadi di Yaman, sangat penting bagi Amerika Serikat untuk mengambil sikap," ujar ketua Komite Hubungan Luar Negeri Dewan Perwakilan AS, Eliot Engel. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER