Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah peristiwa terjadi di berbagai negara pada Senin (22/7) kemarin. Mulai dari Pemerintah
China mengklaim orang-orang
Uighur mulanya tidak memeluk Islam tetapi dipaksa akibat dari penaklukan di masa kekaisaran hingga Pemerintah Iran mengklaim telah menahan 17 agen mata-mata Badan Pusat Intelijen Amerika Serikat (CIA). Semua dirangkum
CNNIndonesia.com dalam kilas internasional.
1. China Sebut Etnis Uighur Dipaksa Memeluk Islam
Pemerintah China menyatakan etnis Uighur adalah bagian tidak terpisahkan dari negara mereka. Negeri Tirai Bambu juga mengklaim orang-orang Uighur mulanya tidak memeluk Islam tetapi dipaksa akibat dari penaklukkan di masa kekaisaran.
Klaim itu disampaikan pemerintah China dalam sebuah dokumen yang dirilis pada Minggu (21/7) kemarin. Pemerintah China menyatakan bahwa wilayah Xinjiang merupakan bagian negaranya yang tak terpisahkan, meskipun kelompok ekstremis terus berupaya memutarbalikkan sejarah dan fakta-fakta guna memecah belah China.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Abaikan Ancaman Korut, AS-Korsel Lanjutkan Latihan Perang
Angkatan Bersenjata Amerika Serikat dan militer Korea Selatan dilaporkan akan tetap melanjutkan latihan militer gabungan sesuai dengan yang telah direncanakan kedua negara cejas bulan lalu.
Dengan keputusan itu maka mereka mengabaikan ancaman Korea Utara yang menyatakan bakal melanjutkan uji rudal balistik antarbenua jika latihan perang itu dilanjutkan.
Hal tersebut dilaporkan langsung oleh seorang pejabat tinggi Korsel pada Sabtu (20/7) pekan lalu. Pelaksanaan latihan gabungan ini menunjukkan AS dan Korsel tidak menggubris keberatan yang diajukan Pyongyang.
3. Iran Klaim Tahan 17 Mata-mata CIA, Beberapa Dihukum Mati
Pemerintah Iran mengklaim telah menahan 17 agen mata-mata Badan Pusat Intelijen Amerika Serikat (CIA), Senin (22/7). Mengutip pernyataan sumber Kementerian Intelijen, kantor berita semi-pemerintah Iran, FARS, mengatakan beberapa dari mereka telah dijatuhi hukuman mati.
"Mata-mata yang teridentifikasi dipekerjakan di pusat-pusat sektor swasta yang sensitif dan vital di bidang ekonomi, nuklir, infrastruktur, militer, dan siber di mana mereka mengumpulkan informasi rahasia," demikian isi pernyataan kementerian tersebut.
[Gambas:Video CNN] (dea)