Jakarta, CNN Indonesia --
Rusia kembali menjebloskan tokoh oposisi Presiden
Vladimir Putin, Alexei Navalny, selama 30 hari karena menyerukan demonstrasi besar-besaran di Moskow.
Reuters melaporkan bahwa polisi menahan Navalny saat pria itu keluar dari rumahnya pada Rabu (24/7) pagi.
"Saya meninggalkan rumah untuk lari pagi dan membelikan istri saya bunga untuk ulang tahunnya. Ada bus polisi huru-hara di dekat tangga teras dan saya ditahan," ujar Navalny dalam sebuah video yang dirilis tak lama setelah ia ditahan.
Juru bicara Navalny, Kira Yarmysh, mengatakan bahwa kliennya ditangkap dengan tuduhan menyerukan demonstrasi tak berizin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penangkapan ini dilakukan beberapa hari setelah Navalny menggelar demonstrasi di Moskow pada akhir pekan lalu.
Navalny menggaungkan unjuk rasa tersebut untuk memprotes pemerintah karena tak mengizinkan kandidat oposisi untuk ikut serta dalam pemilihan umum lokal pada September mendatang.
Para pejabat penyelenggara pemilu mengatakan bahwa mereka melarang para kandidat itu karena mereka gagal mengumpulkan tanda tangan pendukung yang cukup.
Namun, para kandidat tersebut menganggap alasan sebenarnya adalah karena mereka mencoba menantang kebijakan para sekutu Putin.
Dalam orasinya, Navalny pun memberikan waktu bagi penyelenggara pemilu sepekan untuk memasukkan nama-nama kandidat oposisi itu ke dalam daftar peserta pemilihan umum.
Jika permintaan itu tak dikabulkan, Navalny menyerukan demonstrasi besar-besaran tanpa izin di luar gedung balai kota Moskow pada akhir pekan ini.
(has)