Usai Kesaksian Mueller, Trump Yakin Tak Ada Intervensi Rusia

CNN Indonesia
Jumat, 26 Jul 2019 10:06 WIB
Presiden AS Donald Trump menyatakan penyelidikan yang diprakarsai Robert Mueller terkait intervensi Rusia tdi pilpres adalah "kebohongan besar."
Presiden AS Donald Trump. (REUTERS/Kevin Lamarque)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan pada Rabu (24/7), bahwa penyelidikan yang diprakarsai mantan penasihat khusus Robert Mueller terkait adanya intervensi Rusia terhadap kemenangannya dalam Pilpres 2016 lalu adalah "kebohongan besar."

Hal ini disampaikan ketika partai Demokrat memperoleh sedikit dukungan untuk memakzulkan Trump dalam sidang kesaksian Mueller kepada Kongres.

 
Trump mengatakan ini merupakan "hari yang sangat besar bagi dirinya dan negara." "Tidak ada pembelaan atas kebohongan tak masuk akal ini," ujar Trump kepada para wartawan.
 
"Ini semua menjadi tiga tahun yang memalukan dan membuang-buang waktu negara kita. Demokrat kalah telak hari ini," kata Trump.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, partai Republik menyatakan bahwa penyelidikan Rusia itu telah berakhir.

Dalam kesaksiannya, Mueller mengatakan bahwa dirinya tidak membebaskan Trump dari tuduhan tersebut, namun ia juga tetap menolak menuduh presiden AS itu melakukan kejahatan ataupun merekomendasikan Kongres melakukannya.
 
Mueller sebelumnya sempat mengajukan laporan yang memaparkan dugaan bahwa Trump telah berkolusi dengan Rusia untuk memenangkan pilpres pada 2016 lalu. Namun, laporan tersebut tidak membuktikan adanya konspirasi pidana yang dilakukan Trump.
 
Meskipun laporan Mueller tersebut gagal membuktikan adanya kolusi antara Trump dengan Rusia, dirinya bersikeras ada hal ganjil yang membuat Trump mampu memenangkan Pilpres 2016.
 

"Presiden (Trump) belum terbebas dari segala tindakan yang dituduhkan kepadanya," ujar Mueller kepada Komite Kehakiman DPR.
 
Mantan penasihat khusus itu mengaku siap menghadapi segala serangan pribadi yang mungkin dilakukan Trump terhadap dirinya.

Namun, Mueller menjelaskan bahwa Kementerian Kehakiman melarangnya untuk menjatuhkan tuntutan pidana kepada presiden yang sedang menjabat. Ia kemudian menambahkan bahwa secara teoretis Trump dapat didakwa setelah ia selesai dari jabatannya.
 
Akan tetapi, dalam sebuah pernyataan tegas di televisi, Mueller membantah bahwa pemakzulan Trump menjadi tujuan utama fraksi Demokrat. Pengajuan laporan itu dilakukan karena menurutnya, Trump telah secara kriminal menghalangi proses penegakan keadilan.  
 
Dua Tahun Penyelidikan

Penyelidikan Mueller yang menghabiskan waktu hampir 2 tahun itu menimbulkan amarah serta mengguncang Gedung Putih, khususnya ketika sekitar lima dari enam pembantu presiden dan rekan Trump yang sempat didakwa, akhirnya dinyatakan bersalah.

 [Gambas:Video CNN]

Penyelidikan oleh Mueller ini berawal ketika partai Demokrat dan Republik sama-sama meningkatkan kampanye mereka menjelang Pilpres 2020 mendatang, di mana Trump berniat untuk kembali mengulang kemenangannya sebagai presiden yang mengejutkan pada 2016 lalu.

Sementara itu, partai Demokrat yang pekan lalu sempat menolak melanjutkan mosi pemakzulan Trump, mengatakan kesaksian Mueller menambah argumen untuk mencopot Trump dari jabatannya.

Pihaknya juga berupaya untuk terus mencari informasi yang dapat memajukan kasus ini.
 
"Kami bertarung dengan presiden di pengadilan" untuk mendapatkan kesaksian, ujar Ketua DPR Nancy Pelosi.
 
"Jika kita memiliki kasus pemakzulan, itu adalah saat di mana kita harus selesaikan," ujar Pelosi.
 
"Kami ingin memiliki argumen sekuat mungkin untuk membuat keputusan," ujarnya.
 

Namun, fraksi Republik tetap bersikeras agar penyelidikan terkait kesaksian Mueller itu segera diakhiri.
 
"Warga Amerika mengerti bahwa perkara ini sudah selesai. Mereka juga mengerti bahwa kasus ini sudah ditutup," kata pengacara Trump, Jay Sekulow dalam sebuah pernyataan. (ajw/dea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER