Jakarta, CNN Indonesia --
Korea Utara mengancam akan meluncurkan rudal lebih banyak lagi setelah melakukan empat kali uji coba misil dalam 12 hari terakhir. Ancaman itu diutarakan karena
Amerika Serikat dan
Korea Selatan berkeras melakukan latihan perang di Semenanjung Korea, ketika dialog pelucutan senjata nuklir antara Washington dan Pyongyang tengah berjalan.
"Kami terpaksa mengembangkan (rudal), menguji, dan menggunakan sarana fisik yang kuat dan penting bagi pertahanan nasional. Pemerintah AS dan Korsel tidak dapat menangkal (senjata) ini," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut seperti dikutip kantor berita
KCNA, Selasa (6/8).
Pejabat tersebut menganggap latihan bersama AS-Korsel itu sebagai "pelanggaran yang mencolok" terhadap komitmen dialog denuklirisasi.
Ia menilai latihan bersama kedua negara di kawasan merupakan "latihan perang agresif yang mensimulasikan rencana untuk menyerang Korut lebih dahulu."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pyongyang menuturkan latihan perang AS-Korsel membuat negara terisolasi itu tidak berminat lagi untuk berdiskusi masalah denuklirisasi dalam waktu dekat.
"Dialog konstruktif tidak dapat diharapkan terjadi saat praktik simulasi perang menargetkan mitra dialog sedang berlangsung," ucap pejabat Korut tersebut seperti dikutip
AFP.
"Tidak perlu melakukan dialog yang sia-sia dan melelahkan dengan mereka yang tidak memiliki rasa peka dalam berkomunikasi," ujarnya menambahkan.
Ancaman ini juga muncul tak lama setelah Pyongyang menembakkan dua proyektil tak dikenal dari Hwanghae Timur pada Selasa pagi.
Melalui pernyataan, Kepala Staf Gabungan Militer Korsel menuturkan dua proyektil tak dikenal itu diperkirakan merupakan rudal balistik jarak pendek.
[Gambas:Video CNN]Peluru kendali itu meluncur sejauh 450 kilometer dan ketinggian 37 kilometer ke arah Laut Timur atau Laut Jepang dengan kecepatan "setidaknya 6,9 Mach".
(ayp/ayp)