Jakarta, CNN Indonesia -- Kabinet
Malaysia akan membahas masalah status penduduk tetap yang diberikan kepada pemuka agama Islam kontroversial asal
India,
Zakir Naik.
Menteri Ketenagakerjaan Malaysia, M. Kulasegaran, mengatakan bahwa permasalahan status bagi Zakir sedang menjadi kontroversi sehingga kabinet harus membicarakannya dalam rapat hari ini, Rabu (14/8).
Kisruh ini bermula ketika Zakir menyebut umat Hindu sebagai minoritas di Malaysia memiliki "hak seratus kali lipat" ketimbang Muslim yang juga merupakan minoritas di India.
Masalah ras dan agama sendiri merupakan isu sensitif di Malaysia, di mana Muslim menjadi mayoritas dengan porsi 60 persen dari total 32 juta warga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Muslim, warga Malaysia berasal dari berbagai latar belakang, kebanyakan etnis China dan India. Etnis India di Malaysia sendiri mayoritas beragama Hindu.
Kulasegaran menganggap Zakir melontarkan komentar ini untuk menciptakan celah di tengah negara multi-ras seperti Malaysia untuk memenangi dukungan Muslim.
Ia pun menganggap Zakir tak layak mendapatkan status penduduk permanen. Namun, Zakir langsung menampik semua tudingan Kulasegaran.
"Pujian saya untuk pemerintah Malaysia demi perlakuan adil antara minoritas Hindu terkadang dipelintir dan salah dikutip demi kepentingan politik dan menciptakan keretakan komunal," ucap Zakir sebagaimana dikutip
Reuters.
Mahathir sendiri mengatakan bahwa Zakir tak dapat dikembalikan ke India karena ada ketakutan ia bakal dibunuh di sana.
Selama ini, Zakir memang menghadapi serentetan tuntutan pengadilan, mulai dari kasus pencucian uang hingga ujaran kebencian.
"Jika ada negara lain yang mau (menerima) dia, boleh saja," ujar Mahathir seperti dilansir kantor berita
Bernama.
(has/dea)