Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian
Hong Kong yakin mereka tak membutuhkan intervensi
China untuk meredam
demonstrasi, bahkan jika unjuk rasa itu kembali berujung ricuh.
"Di tingkat operasional, kami sudah punya perhitungan. Saya rasa kami memiliki determinasi, kesatuan, dan kedalaman sumber daya yang cukup untuk bertahan," ujar seorang komandan senior kepolisian Hong Kong kepada
AFP.
Namun, komandan senior itu juga mengaku belum mendeteksi China berencana mengintervensi situasi di Hong Kong.
Sejak kerusuhan pecah pada awal Juni lalu, kepolisian sendiri mengklaim sudah dapat mengendalikan situasi dengan menangkap lebih dari 700 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, menurut sejumlah pakar, penangkapan itu tidak terlalu berpengaruh pada pergerakan massa yang kian garang.
Sejumlah analis bahkan mengatakan kepada AFP bahwa meskipun nantinya demonstrasi berakhir, reputasi pasukan keamanan Hong Kong sudah tercoreng.
Publik pun sudah terbelah dua, antara yang benar-benar mendukung kepolisian dan muak dengan aparat.
Ketika ditanya waktu yang diperlukan untuk memperbaiki kehancuran massa ini, komandan tersebut hanya berkata, "Memang tidak mudah. Saya tidak bisa menjawab berapa lama, tapi perlu waktu lama."
[Gambas:Video CNN]Rangkaian demonstrasi ini bermula pada awal Juni lalu, dipicu penolakan Rencana Undang-Undang Ekstradisi. Jutaan orang dilaporkan telah turun ke jalan sejak saat itu.
Sebagian besar unjuk rasa berujung ricuh hingga aparat harus menembakkan gas air mata dan melemparkan granat untuk memecah massa.
Meski Pemimpin Hong Kong Carrie Lam telah membatalkan RUU itu, para pedemo masih tidak puas dan menuntut dirinya mundur.
(has)