China Disebut Tahan Staf Konsulat Hong Kong yang Ingin Pulang

CNN Indonesia
Selasa, 20 Agu 2019 16:50 WIB
Otoritas China dilaporkan menahan seorang staf kantor konsulat Hong Kong yang tengah dalam perjalanan pulang ke kampung halamannya, Selasa (20/8).
Ilustrasi demo Hong Kong. (REUTERS/Kim Hong-Ji)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas China dilaporkan menahan seorang staf kantor konsulat Hong Kong yang tengah dalam perjalanan pulang ke kampung halamannya, Selasa (20/8).


Media lokal Hong Kong, HK01, melaporkan pegawai konsulat itu gagal kembali ke Hong Kong setelah melakukan perjalanan bisnis selama sehari di Shenzen, Provinsi Guandong. Kota Shenzen terletak di tenggara China dan berbatasan langsung dengan Hong Kong.

Kantor Konsulat Hong Kong di China menolak untuk membeberkan identitas stafnya yang dilaporkan ditahan itu. Kantor tersebut juga enggan menjelaskan lebih detail lagi terkait penahanan stafnya itu.

Insiden ini berlangsung ketika Hong Kong masih menghadapi krisis politik terparah sepanjang sejarah, setelah jutaan demonstran pro-demokrasi turun ke jalan dan menggelar protes yang semakin sporadis sejak awal Juni lalu.


Awalnya, para demonstran menuntut pemerintah membatalkan pembahasan rancangan undang-undang ekstradisi yang memungkinkan tersangka satu kasus diadili di negara lain, termasuk China.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sebagian besar unjuk rasa berujung ricuh hingga aparat harus menembakkan gas air mata dan melemparkan granat untuk memecah massa. 

[Gambas:Video CNN]

Meski Pemimpin Hong Kong Carrie Lam telah membatalkan RUU itu, para pedemo masih tak puas dan menuntut dirinya mundur. Lambat laun, tuntutan para
demonstran semakin sulit yakni ingin membebaskan Hong Kong dari China.

Beijing pun telah mengambil tindakan keras dan tegas merespons demonstrasi yang sempat melumpuhkan bandara Hong Kong tersebut. Pemerintahan Presiden Xi Jinping bahkan menganggap kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok pedemo Hong Kong selama unjuk rasa merupakan awal dari aksi terorisme.

Sementara itu, Inggris, sebagai negara yang pernah menjajah Hong Kong, juga telah mengungkapkan kekhawatirannya terkait demonstrasi di wilayah itu.

Inggris melalui kementerian luar negerinya juga mengungkapkan "kekhawatiran yang sangat dalam" terkait laporan penangkapan tersebut. 

"Kami sangat khawatir terkait laporan yang diterima bahwa seorang anggota kami telah ditahan ketika hendak kembali ke Hong Kong dari Shenzhen," ucap seorang juru bicara Kemlu Inggris melalui pernyataan seperti dikutip AFP.

"Kami akan menyediakan dukungan bagi keluarganya dan mencari informasi lebih dalam lagi dari otoritas di Provinsi Guangdong dan Hong Kong," kata jubir itu menambahkan. (rds/dea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER