Jakarta, CNN Indonesia -- Kabar larangan ceramah bagi
Zakir Naik di
Malaysia dan permintaan maaf dai kondang asal India tersebut hingga uji coba rudal
Amerika Serikat meramaikan berita internasional Selasa (20/8).
1.
Zakir Naik Dilarang Ceramah di Malaysia
Setelah tersandung kasus dugaan ujaran rasial, Zakir Naik kini dilarang memberikan ceramah di Malaysia. Kepolisian menyatakan bahwa keputusan ini diambil demi kepentingan keamanan nasional.
Keputusan ini diumumkan setelah pemerintah sejumlah negara bagian di Malaysia merilis perintah terpisah yang berisi larangan ceramah Zakir Naik di daerah mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisruh ini bermula ketika Zakir menyebut umat Hindu sebagai minoritas di Malaysia memiliki "hak seratus kali lipat" ketimbang Muslim yang juga merupakan minoritas di India.
 Zakir Naik kini dilarang memberikan ceramah di Malaysia. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko) |
Selain itu, Zakir juga pernah menyatakan etnis China di Malaysia hanya "tamu" dan seharusnya dipulangkan ke negara asalnya.
Masalah ras dan agama sendiri merupakan isu sensitif di Malaysia, di mana Muslim menjadi mayoritas dengan porsi 60 persen dari total 32 juta warga.
2.
Zakir Naik Minta Maaf Usai 10 Jam Diinterogasi PolisiAkibat polemik ini, Zakir Naik diperiksa oleh kepolisian terkait ujaran rasial. Kemarin, Zakir Naik diperiksa untuk kedua kalinya.
Usai sepuluh jam diinterogasi, Zakir merilis pernyataan berisi permohonan maaf jika ceramahnya memicu kesalahpahaman.
"Meski saya sudah memberikan klarifikasi, saya rasa saya berutang permohonan maaf kepada semua orang yang merasa sakti hati karena kesalahpahaman ini," katanya melalui sebuah pernyataan yang dikutip Malay Mail.
Zakir kemudian menyatakan bahwa ia tak pernah bermaksud menyakiti hati orang lain, apalagi satu komunitas.
"Sangat sedih melihat serangkaian kejadian ini dapat menyebabkan umat non-Muslim menyebut saya rasial," katanya seperti dilansir Free Malaysia Today.
3.
AS Uji Coba Rudal Usai Setop Perjanjian Nuklir dengan RusiaDi kawasan Barat, Amerika Serikat kembali menarik perhatian karena melakukan uji coba rudal beberapa pekan setelah menarik diri dari perjanjian nuklir era Perang Dingin dengan Rusia, Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty (INF).
Rudal ini memang tidak berkapasitas nuklir. Namun, uji coba rudal ini dianggap sebagai simbol tekad Washington untuk mengembangkan kapabilitas perang nuklir mereka setelah mereka keluar dari INF pada 2 Agustus lalu.
Presiden AS, Donald Trump, mengatakan bahwa negaranya membatalkan perjanjian itu karena menduga Rusia melanggar sejumlah ketentuan.
[Gambas:Video CNN]Saat ini, kedua negara terikat dengan kesepakatan New START yang diteken pada 2010. Perjanjian itu mewajibkan AS dan Rusia membatasi hulu ledak nuklir mereka di bawah batas saat Perang Dingin.
Namun, perjanjian itu akan berakhir pada 2021 mendatang. Putin sudah mendesak AS untuk menegosiasikan perpanjangan perjanjian, tapi tak digubris.
Putin pun sempat mengancam membatalkan New START jika AS terus menolak negosiasi. Ia memperingatkan bakal ada "bencana global" jika AS tak mau berunding.
Setelah AS melakukan uji coba terbaru ini, Rusia dan China pun merilis pernyataan kecaman. Mereka menganggap AS sengaja meningkatkan ketegangan militer di kawasan.
(has)