Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Amerika Serikat,
Donald Trump, membatalkan kunjungan ke Denmark pada awal September mendatang setelah Perdana Menteri Mette Frederiksen mengejek niatnya untuk membeli
Greenland sebagai gagasan yang absurd.
"Denmark adalah negara yang sangat istimewa dengan orang-orang yang luar biasa, tetapi berdasarkan komentar PM Frederiksen bahwa dia tidak berminat membahas pembelian Greenland, saya akan menunda pertemuan kami yang dijadwalkan berlangsung dalam dua minggu ke depan ke waktu lain," kicau Trump melalui Twitter, Rabu (21/8).
"PM (Frederiksen) telah menghemat banyak biaya dan upaya bagi AS dan Denmark dengan bersikap jujur. Saya berterima kasih untuk itu dan berharap bisa menjadwalkan ulang pertemuan kami suatu saat nanti."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pejabat Gedung Putih juga mengonfirmasi bahwa Trump telah membatalkan lawatannya ke Denmark yang seharusnya berlangsung pada 2-3 September mendatang.
Dalam lawatannya itu, Trump juga dijadwalkan bertemu dengan PM Greenland, Kim Kielsen, untuk mendiskusikan masalah Artik.
Wacana Trump ingin membeli Greenland ini muncul sejak pekan lalu. Trump membenarkan kabar bahwa dia tengah mendiskusikan kemungkinan pembelian pulau itu, meski belum menjadi prioritas.
"Konsep (pembelian Greenland) muncul dan langsung menarik perhatian secara strategis. Rencana ini bukan yang sedang diprioritaskan," kata Trump kepada wartawan di New Jersey.
Beberapa hari lalu, Trump bahkan mengunggah sebuah foto di Twitter, menunjukkan hotel Trump Tower yang menjulang tinggi di tengah-tengah Greenland. Dalam keterangan fotonya, Trump berjanji tidak akan melakukan hal seperti itu jika berhasil membeli Greenland.
Menanggapi niat Trump itu, Frederiksen menegaskan bahwa Denmark tidak untuk dijual.
"Greenland tidak untuk dijual. Greenland bukan milik Denmark. Greenland adalah milik Greenland. Saya sangat berharap gagasan itu tidak serius," kata Frederiksen.
[Gambas:Video CNN]Greenland merupakan sebuah pulau di Atlantik Utara yang sebagian besar wilayahnya dilapisi es. Pulau terbesar di dunia itu merupakan wilayah otonomi yang dikontrol oleh Denmark.
Wilayah itu dianggap penting karena AS memiliki pangkalan udara di Thule yang dibangun pada tahun 1951. Pangkalan udara ini berperan penting karena memiliki Sistem Peringatan Dini Rudal Balistik.
(rds/has)