Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat tempur
Israel menyerang basis
Hamas di
Jalur Gaza pada Senin pagi (26/8). Serangan ini merupakan aksi balasan atas tembakan roket yang diluncurkan kelompok tersebut. Hal itu disampaikan militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Dikutip
AFP, tentara Israel mengatakan tiga roket ditembakkan dari Gaza ke wilayah Israel selatan pada Minggu malam.
"Tiga tembakan diidentifikasi dari Jalur Gaza ke wilayah Israel," katanya. "Dua di antaranya dicegah oleh sistem pertahanan udara Iron Dome."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai tanggapan, beberapa saat yang lalu, jet tempur (angkatan udara Israel) menyerang sejumlah sasaran teror di basis militer Hamas di Jalur Gaza utara, termasuk kantor komandan batalyon Hamas," sebuah pernyataan menambahkan.
Namun, sumber di keamanan Palestina mengatakan tidak ada korban dalam serangan tersebut.
[Gambas:Video CNN]Sementara itu Badan militer Israel yang bertanggung jawab atas wilayah Palestina, COGAT mengatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sudah meminta dilakukan blokade pengiriman bahan bakar ke Palestina.
"Perdana menteri dan menteri pertahanan, Benjamin Netanyahu, memerintahkan untuk mengurangi transfer bahan bakar melalui perbatasan Kerem Shalom ke perbatasan ke pembangkit listrik di Gaza hingga setengahnya mulai pagi ini hingga pemberitahuan berikutnya," kata pernyataan tersebut.
Netanyahu akan bertarung keras dalam pemilu ulang pada 17 September dengan kritikan dari basis sayap kanan yang menyerukan tindakan lebih keras terhadap Hamas.
Namun demikian, sejumlah pihak menganggap Netanyahu ingin menghindari eskalasi di Gaza menjelang pemilu.
Sejumlah spekulasi yang berkembang mengatakan saat ini Hamas, salah satu faksi besar di Palestina, ingin menekan Netanyahu terkait sejumlah konsesi yang disepakati kedua belah pihak di bawah perjanjian gencatan senjata.
Militan Israel dan Palestina di Gaza telah berperang tiga kali sejak 2008.
Sejak awal Agustus, serangan roket dan upaya Palestina menyeberang dari Gaza ke Israel telah disambut dengan serangan di mana hal itu mengancam rapuhnya gencatan senjata.
Pengiriman bahan bakar yang dikoordinasikan dengan PBB dan dibayar oleh negara Teluk Qatar merupakan salah satu perjanjian gencatan senjata itu.
PBB mengatakan Negara Teluk telah meningkatkan pasokan listrik di jalur Gaza, di mana penduduk hanya mendapatkan sekitar 12 jam daya sehari sebelumnya.
(dea)