Jelang Pemilu, Netanyahu Setujui Permukiman di Tepi Barat

CNN Indonesia
Senin, 16 Sep 2019 09:23 WIB
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyetujui permukiman di Lembah Yordan, Tepi Barat pada Minggu (15/9), dua hari menjelang pemilihan umum Israel.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyetujui permukiman di Lembah Yordan, Tepi Barat pada Minggu (15/9), dua hari menjelang pemilihan umum Israel. (Reuters/Ronen Zvulun)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyetujui permukiman di Mevoot Yeriko yang terletak di Lembah Yordan, Tepi Barat, pada Minggu (15/9), dua hari menjelang pemilihan umum Israel.

"Pemerintah meloloskan mosi PM untuk membangun Mevoot Yeriko," demikian pernyataan dari kantor Netanyahu yang dikutip AFP.

Keputusan ini dianggap sebagai upaya Netanyahu untuk memenuhi janji kampanyenya untuk mencaplok Lembah Yordan jika ia kembali terpilih menjadi PM dalam pemilu mendatang.
Semua permukiman Israel di wilayah Tepi Barat sebenarnya dianggap ilegal di bawah hukum internasional. Namun, Israel selalu berdalih bahwa ada permukiman yang disetujui dan tidak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nabil Abu Rudeineh selaku juru bicara Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, pun menyebut bahwa keputusan ini ilegal.

Ia lantas mengajak komunitas internasional "menghentikan kegilaan Israel yang bertujuan untuk menghancurkan semua fondasi proses politik."
Lembaga swadaya masyarakat Peace Now juga menyatakan bahwa "Pemerintah terus menunjukkan secara terang-terangan mengabaikan upaya mencapai kesepakatan dua negara dengan Palestina."

Meski dikecam banyak pihak, Netanyahu bergeming, bahkan tetap bersumpah akan mencaplok lebih banyak daerah di Tepi Barat dengan koordinasi bersama Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Pakar menganggap Netanyahu sedang menghalalkan segala cara untuk menang dalam pemilu di tengah penyelidikan serangkaian kasus korupsi yang menggerus popularitasnya.

[Gambas:Video CNN]
Ia dilaporkan bakal hadir dalam sidang dakwaan salah satu skandal korupsi yang menyeret namanya pada Oktober mendatang.

Tuduhan korupsi itu sudah dijatuhkan atas Netanyahu sejak awal 2017 lalu. Selain itu, ia juga diduga terlibat dalam tiga kasus korupsi berbeda. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER