AS Siap Kerahkan Pasukan Usai Kilang Minyak Saudi Diserang

CNN Indonesia
Senin, 16 Sep 2019 15:45 WIB
Presiden Donald Trump mengatakan AS siap berperang merespons serangan drone terhadap dua kilang minyak Arab Saudi pada pekan lalu.
Presiden AS Donald Trump. (MANDEL NGAN/AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Donald Trump mengatakan Amerika Serikat siap mengokang senjata demi merespons serangan pesawat nirawak atau drone terhadap dua kilang minyak Arab Saudi, Aramco, pada Sabtu pekan lalu.

Dalam kicauannya di Twitter, Trump juga mengaku bahwa AS mengetahui siapa dalang di balik serangan itu meski tak menyebutkannya.


"Pasokan minyak Saudi diserang. Ada alasan untuk percaya bahwa kami mengetahui siapa pelakunya, kokang senjata akan dilakukan tergantung verifikasi," kata Trump pada Minggu (15/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menunggu untuk mendengar dari Kerajaan Saudi siapa yang mereka yakini sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan ini di bawah persyaratan seperti apa kami akan meresponsnya," ujar dia.

[Gambas:Video CNN]

Ini adalah pertama kalinya Trump mengisyaratkan respons militer terhadap serangan drone yang menerjang fasilitas minyak Saudi dalam beberapa waktu terakhir. Serangan drone terbaru ini dikabarkan memangkas setengah produksi minyak Saudi hingga membuat Riyadh dan Washington berencana menggunakan cadangan strategis mereka.

Pemberontak Houthi di Yaman mengklaim serangan drone terbaru itu. Namun, di tempat terpisah, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuding Iran yang bertanggung jawab atas "agresi" itu.


"Tidak ada bukti bahwa serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pasokan energi dunia ini diluncurkan dari Yaman," kata Pompeo seperti dilansir AFP.

"Amerika akan bekerja dengan mitra dan sekutu kami untuk memastikan bahwa pasar energi tetap dipasok dengan baik dan Iran bertanggung jawab atas agresi tersebut."


Juru bicara Kemlu Iran, Abbas Mousavi, menganggap tuduhan dan pernyataan AS "yang buta dan sia-sia seperti itu tidak dapat dipahami dan dimengerti."

Mousavi menganggap tudingan AS itu sengaja untuk merusak reputasi Iran. (rds/dea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER