Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Sri Lanka, Maithripala Sirisena memerintahkan penyelidikan baru terkait serangan
bom Paskah yang menyerang negaranya pada April lalu. Perintah ini dikeluarkan setelah sejumlah Gereja Katolik menyampaikan keraguannya akan independensi penyelidikan yang telah dilakukan sebelumnya.
Sirisena membentuk komisi penyelidikan yang bertugas untuk mengumpulkan bukti baru dari mereka yang bertanggung jawab atas serangan bom. Dalam penyelidikan sebelumnya, kelompok jihad lokal, Jamaah Thowheeth Nasional (NTJ) disalahkan atas serangan yang menewaskan setidaknya sebanyak 258 korban itu. ISIS juga mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Selain itu, komisi penyelidikan baru juga ditugaskan untuk menyelidiki penyimpangan otoritas keamanan dan intelijen Sri Lanka dalam mencegah terjadinya serangan bom.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari
AFP, komisi itu beranggotakan lima orang yang dipimpin oleh seorang hakim di Pengadilan Tinggi Sri Lanka. Ia akan bertugas bersama dengan tiga hakim lainnya dan seorang pensiunan pegawai negeri sipil setempat.
Sementara itu, sejumlah anggota oposisi beramai-ramai menentangnya komisi ini. Mereka mengatakan bahwa komisi digunakan oleh sejumlah partai politik untuk membelokkan tanggung jawab pemerintah atas kegagalan menghentikan serangan.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya penyelidikan telah menemukan bahwa Sirisena mengabaikan peringatan akan ancaman keamanan nasional yang telah didapat sebelumnya. Sirisena juga disebut gagal mengadakan pertemuan rutin Dewan Keamanan Nasional.
Dia juga dituduh gagal menindaklanjuti peringatan yang diberikan badan intelijen India soal kemungkinan serangan yang akan dilakukan oleh para jihadis di sejumlah gereja dan sasaran-sasaran lainnya di Sri Lanka.
Sirisena membantah tuduhan tersebut. Alih-alih mengaku, dia justru menyalahkan dan memecat Menteri Pertahanan dan Kepala Badan Intelijen Sri Lanka.
[Gambas:Video CNN] (asr/arh)