Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk pertama kalinya dalam nyaris tiga dekade, partai Arab
Israel menyatakan dukungan kepada salah satu calon perdana menteri. Melalui sebuah pernyataan bersejarah, koalisi Joint List mendukung rival
Benjamin Netanyahu dalam pemilu,
Benny Gantz.
Pemimpin Joint List, Ayman Odeh, mengatakan bahwa koalisinya memutuskan untuk mendukung Gantz bukan karena kebijakannya, tapi demi menjegal langkah Netanyahu kembali ke kursi perdana menteri Israel.
"Kami menjadi tak berguna dalam politik Israel di era Netanyahu. Saat ini, kami merekomendasikan Benny Gantz untuk membentuk pemerintahan selanjutnya," ujar Odeh kepada Presiden Israel, Reuven Rivlin, seperti dikutip
AFP, Minggu (22/9).
Tak lama setelah Odeh melontarkan pernyataan tersebut, anggota parlemen senior dari Joint AList, Ahmad Tibi berkata, "Sejarah terukir. Kami akan melakukan yang diperlukan untuk menjatuhkan Netanyahu."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah Joint List memang dianggap bersejarah karena ini merupakan kali pertama mereka menyatakan dukungan kepada calon PM sejak 1992.
Dengan pengumuman kali ini, Israel kembali terjerumus dalam kebuntuan hasil pemilu yang menunjukkan persaingan ketat antara partai Netanyahu, Likud, dengan koalisi pendukung Gantz, Biru dan Putih.
Koalisi Biru dan Putih diperkirakan merebut 33 kursi dari 120 kursi parlemen yang diperebutkan, disusul Likud dengan perolehan 31. Namun, kedua kubu masih terus bertempur mendapatkan dukungan untuk membentuk koalisi mayoritas.
Joint List sendiri memegang suara terbanyak ketiga sehingga mereka digadang-gadang sebagai pihak yang bisa memecah kebuntuan ketika menyatakan dukungan pada satu pihak.
Namun ternyata, berbekal dukungan dari Rivlin, Gantz diperkirakan bakal hanya merengkuh 57 kursi, sementara Netanyahu bisa mendapatkan 55.
[Gambas:Video CNN]Rivlin menganggap Likud bersama koalisi Biru dan Putih harus ada dalam koalisi pemerintahan selanjutnya. Ia bahkan dirumorkan bakal mempertemukan Netanyahu dan Gatnz untuk membahas opsi membentuk pemerintahan bersatu.
Kini, kunci untuk membawa Israel keluar dari kebuntuan ini ada di tangan mantan Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman. Partai pimpinan Lieberman, Yisrael Beitenu, berhasil meraup delapan kursi parlemen.
Namun hingga saat ini, Lieberman tidak akan memberikan dukungan kepada siapapun, baik Netanyahu atau Gantz.
(has)