
Trump Sebut Diktator Bebas Masuk AS karena Untungkan Negara
CNN Indonesia | Rabu, 13/11/2019 14:34 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump lagi-lagi membuat pernyataan kontroversial di depan publik.
Ia menyampaikan pidato dalam forum bisnis Economic Club di New York, Trump memamerkan pencapaian ekonomi Amerika Serikat. Menurut Trump, pemerintahannya banyak memberikan kontribusi terhadap penguatan ekonomi Negeri Paman Sam
Ia juga memaparkan bahwa pemimpin dunia banyak yang memberikan ucapan selamat kepadanya karena perekonomian AS yang kuat bertahan di tengah situasi politik internasional yang tidak pasti saat ini.
Tak hanya itu, Trump bahkan menegaskan dia tak masalah jika harus bertemu dengan para pemimpin dunia yang diktator selama itu menguntungkan Amerika.
"Ketika saya bertemu pemimpin negara seperti raja, ratu, perdana menteri, para presiden, dan juga diktator, saya bertemu mereka semua. Hal pertama yang mereka katakan kepada saya hampir selalu 'selamat atas perekonomian Anda'. Hampir selalu," tutur Trump dalam pidatonya pada Selasa (12/11).
"Semua pemimpin dunia ingin bergabung. Diktator? Tidak apa-apa, silakan masuk. Apa pun itu yang baik untuk Amerika Serikat. Kami Ingin membantu warga kami," katanya menambahkan.
Pernyataan Trump tersebut bertentangan dengan kebijakan luar negeri AS selama ini yang menjunjung tinggi pemerintahan demokratis dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
[Gambas:Video CNN]
AS juga kerap mengkritik para pemimpin dunia yang menerapkan sistem otoriter terhadap negaranya.
Trump memang dikenal kerap memuji pemimpin negara yang otoriter. Dia pernah menganggap Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un sebagai "teman" baiknya pada Agustus lalu.
Padahal, selama ini AS dan Korut tidak memiliki hubungan diplomatik resmi karena Pyongyang terus mengembangkan program senjata nuklir dan Washington kerap mengecam tindakan tersebut.
Trump juga pernah mengatakan Saddam Hussein "berhasil melakukan dengan baik" dalam membunuh para teroris.
"Tapi kita bisa melakukannya lebih baik lagi," tutur Trump seperti dikutip Bussines Insider.
Politikus Partai Republik itu juga pernah mengatakan Muammar Gaddafi bertanggung jawab atas situasi di Libya selama ini.
Presiden pendahulu Trump seperti Barrack Obama memang pernah bertemu diktator di dunia seperti Raul Castro. Namun, tak seperti Trump, Presiden AS terdahulu tak pernah memperlihatkan pujian mereka terhadap diktator tersebut. (rds/evn)
Ia menyampaikan pidato dalam forum bisnis Economic Club di New York, Trump memamerkan pencapaian ekonomi Amerika Serikat. Menurut Trump, pemerintahannya banyak memberikan kontribusi terhadap penguatan ekonomi Negeri Paman Sam
Ia juga memaparkan bahwa pemimpin dunia banyak yang memberikan ucapan selamat kepadanya karena perekonomian AS yang kuat bertahan di tengah situasi politik internasional yang tidak pasti saat ini.
Tak hanya itu, Trump bahkan menegaskan dia tak masalah jika harus bertemu dengan para pemimpin dunia yang diktator selama itu menguntungkan Amerika.
"Semua pemimpin dunia ingin bergabung. Diktator? Tidak apa-apa, silakan masuk. Apa pun itu yang baik untuk Amerika Serikat. Kami Ingin membantu warga kami," katanya menambahkan.
Pernyataan Trump tersebut bertentangan dengan kebijakan luar negeri AS selama ini yang menjunjung tinggi pemerintahan demokratis dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
[Gambas:Video CNN]
AS juga kerap mengkritik para pemimpin dunia yang menerapkan sistem otoriter terhadap negaranya.
Trump memang dikenal kerap memuji pemimpin negara yang otoriter. Dia pernah menganggap Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un sebagai "teman" baiknya pada Agustus lalu.
Padahal, selama ini AS dan Korut tidak memiliki hubungan diplomatik resmi karena Pyongyang terus mengembangkan program senjata nuklir dan Washington kerap mengecam tindakan tersebut.
Lihat juga:WNI Diperkosa dan Dirampok di Malaysia |
"Tapi kita bisa melakukannya lebih baik lagi," tutur Trump seperti dikutip Bussines Insider.
Politikus Partai Republik itu juga pernah mengatakan Muammar Gaddafi bertanggung jawab atas situasi di Libya selama ini.
Presiden pendahulu Trump seperti Barrack Obama memang pernah bertemu diktator di dunia seperti Raul Castro. Namun, tak seperti Trump, Presiden AS terdahulu tak pernah memperlihatkan pujian mereka terhadap diktator tersebut. (rds/evn)
ARTIKEL TERKAIT

Kapal Selam AS di Era Perang Dunia II Ditemukan di Jepang
Internasional 1 bulan yang lalu
AS Kecewa Turki Beli S-400 Rusia, Ancam Jatuhkan Sanksi
Internasional 1 bulan yang lalu
Trump Sebut Sudah Incar Pengganti Pemimpin ISIS
Internasional 1 bulan yang lalu
Pejabat AS Disebut Kurang Tidur Akibat Cuitan Donald Trump
Internasional 1 bulan yang lalu
Konglomerat Michael Bloomberg Resmi Daftar Pilpres AS
Internasional 1 bulan yang lalu
Salahgunakan Yayasan untuk Politik, Trump Didenda Rp28 Miliar
Internasional 1 bulan yang lalu
BACA JUGA

Ribuan Cacing Penis Terdampar di Pantai Akibat Badai El-Nino
Teknologi • 13 December 2019 17:07
Kemenkeu Ramal Perang Dagang Lanjut Walau Trump Kalah Pilpres
Ekonomi • 10 December 2019 07:51
BI Cermati Ekonomi AS di Bawah Trump
Ekonomi • 09 December 2019 10:21
Progres Perang Dagang, China Akan Hapus Tarif Daging Babi
Ekonomi • 08 December 2019 15:46
TERPOPULER

Demo Tolak UU Kewarganegaraan di India, Lima Orang Tewas
Internasional • 31 menit yang lalu
VIDEO: Trump Segera Tarik Pasukan AS dari Afghanistan
Internasional 4 jam yang lalu
Mantan Presiden Sudan Divonis Dua Tahun Tahanan
Internasional 5 jam yang lalu