
Pemulangan Rohingya Mandek, Myanmar Salahkan Bangladesh
evn, CNN Indonesia | Jumat, 15/11/2019 13:41 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Myanmar menganggap Bangladesh sebagai penyebab mandeknya proses pemulangan pengungsi Rohingya dari kamp-kamp pengungsian di perbatasan selama berjalan hampir dua tahun terakhir.
Duta Besar Myanmar untuk ASEAN, U Min Lwin, mengklaim negaranya telah melakukan seluruh persiapan untuk memulangkan ratusan ribu pengungsi Rohingya kembali ke kampung halamannya di Rakhine sesuai dengan perjanjian yang disepakati dengan Bangladesh pada awal 2018 lalu.
"Kami siap menerima pengungsi (Rohingya). Myanmar telah melakukan seluruh kewajiban kita dan seharusnya kita menanyakan hal yang sama kepada pihak lainnya," kata U Min merujuk pada Bangladesh saat ditemui wartawan di Kemlu RI, Kamis (14/11).
U Min menuturkan seluruh negara dan negara-negara anggota ASEAN termasuk Indonesia tahu betul bahwa Myanmar telah siap melakukan proses repatriasi.
Ia mengklaim negaranya telah mempersiapkan akomodasi hingga tempat tinggal bagi para pengungsi Rohingya ketika kembali ke Myanmar.
U Min juga menuturkan Myanmar sudah siap mengurus masalah status kewarganegaraan para pengungsi Rohingya yang akan kembali ke Rakhine. Namun, ia menegaskan bahwa hanya pengungsi Rohingya yang mampu menunjukkan bukti dokumen sah yang akan diberikan hak kewarganegaraan.
[Gambas:Video CNN]
"Ketika proses repatriasi di mulai, sebenarnya proses tersebut akan berjalan lancar. Tapi sebenarnya ada beberapa elemen di mana mereka (Bangladesh) tidak mau repatriasi ini berjalan. Banyak agenda tersembunyi di sini," kata U Min.
Pada Agustus lalu, Bangladesh dan Myanmar menyatakan sepakat memulai kembali proses pemulangan pengungsi Rohinya. Proses ini sempat tertunda lantaran kedua negara itu sempat berselisih.
Dilaporkan ada sekitar 3.540 etnis Rohingya yang dipulangkan ke kampung halaman mereka di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
Sebagian pengungsi Rohingya juga enggan pulang ke kampung halaman karena khawatir keamanan mereka belum terjamin.
Menurut laporan PBB, kondisi di Rakhine sampai saat ini belum kondusif karena masih terjadi konflik dengan pemberontak Tentara Arakan.
Gelombang pengungsi Rohingya ke Bangladesh terjadi ketika krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar, kembali memburuk sekitar pertengahan 2017 lalu. Hingga kini diperkirakan masih ada 1 juta etnis Rohingya yang tinggal di kamp-kamp pengungsian di perbatasan Bangladesh seperti Cox's Bazar. (rds/evn)
Duta Besar Myanmar untuk ASEAN, U Min Lwin, mengklaim negaranya telah melakukan seluruh persiapan untuk memulangkan ratusan ribu pengungsi Rohingya kembali ke kampung halamannya di Rakhine sesuai dengan perjanjian yang disepakati dengan Bangladesh pada awal 2018 lalu.
"Kami siap menerima pengungsi (Rohingya). Myanmar telah melakukan seluruh kewajiban kita dan seharusnya kita menanyakan hal yang sama kepada pihak lainnya," kata U Min merujuk pada Bangladesh saat ditemui wartawan di Kemlu RI, Kamis (14/11).
Ia mengklaim negaranya telah mempersiapkan akomodasi hingga tempat tinggal bagi para pengungsi Rohingya ketika kembali ke Myanmar.
U Min juga menuturkan Myanmar sudah siap mengurus masalah status kewarganegaraan para pengungsi Rohingya yang akan kembali ke Rakhine. Namun, ia menegaskan bahwa hanya pengungsi Rohingya yang mampu menunjukkan bukti dokumen sah yang akan diberikan hak kewarganegaraan.
[Gambas:Video CNN]
"Ketika proses repatriasi di mulai, sebenarnya proses tersebut akan berjalan lancar. Tapi sebenarnya ada beberapa elemen di mana mereka (Bangladesh) tidak mau repatriasi ini berjalan. Banyak agenda tersembunyi di sini," kata U Min.
Pada Agustus lalu, Bangladesh dan Myanmar menyatakan sepakat memulai kembali proses pemulangan pengungsi Rohinya. Proses ini sempat tertunda lantaran kedua negara itu sempat berselisih.
Sebagian pengungsi Rohingya juga enggan pulang ke kampung halaman karena khawatir keamanan mereka belum terjamin.
Menurut laporan PBB, kondisi di Rakhine sampai saat ini belum kondusif karena masih terjadi konflik dengan pemberontak Tentara Arakan.
Gelombang pengungsi Rohingya ke Bangladesh terjadi ketika krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar, kembali memburuk sekitar pertengahan 2017 lalu. Hingga kini diperkirakan masih ada 1 juta etnis Rohingya yang tinggal di kamp-kamp pengungsian di perbatasan Bangladesh seperti Cox's Bazar. (rds/evn)
ARTIKEL TERKAIT

PBB Tak Sepakat Rohingya Dikirim ke Pulau Bangladesh
Internasional 1 bulan yang lalu
Nelayan Nyaris Pingsan Bakar Karung Berisi Sabu Selundupan
Internasional 1 bulan yang lalu
Penyelidik PBB Sindir Suu Kyi yang Bungkam soal Rohingya
Internasional 3 bulan yang lalu
Pegiat HAM Ragukan Janji Myanmar Adili Pembantai Rohingya
Internasional 3 bulan yang lalu
Myanmar Janjikan Adili Tentara yang Membantai Rohingya
Internasional 3 bulan yang lalu
Longsor di Myanmar, 22 Orang Tewas dan Ratusan Hilang
Internasional 3 bulan yang lalu
BACA JUGA

5 Fakta Myanmar, Lawan Indonesia di Semifinal SEA Games
Olahraga • 06 December 2019 21:41
SEA Games 2019: Timnas Indonesia Ganas di 30 Menit Terakhir
Olahraga • 06 December 2019 20:24
Indra Usai Indonesia Lolos: Ini Grup 'Surga' Bukan 'Neraka'
Olahraga • 06 December 2019 19:22
Jelang Indonesia vs Myanmar, Hanya Garuda yang Pernah Juara
Olahraga • 06 December 2019 16:43
TERPOPULER

KJRI Ungkap Jejak Crazy Rich Indonesian Buruan Hong Kong
Internasional • 3 jam yang lalu
WNI 'Crazy Rich Indonesian' Diburu Hong Kong karena Menipu
Internasional 5 jam yang lalu
Israel Tahan Empat Wartawan Palestina di Yerusalem
Internasional 2 jam yang lalu