
Korsel Bakal Lanjutkan Kerja Sama Intelijen dengan Jepang
CNN Indonesia | Jumat, 22/11/2019 20:24 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Selatan dilaporkan akan memperpanjang pakta kerja sama intelijen militer dengan Jepang. Keputusan itu diketahui beberapa jam menjelang berakhirnya perjanjian tersebut pada Jumat (22/11) malam.
Dikutip dari AFP, Korsel membalikkan keputusan awal yang ingin mengakhiri perjanjian tersebut menyusul perseteruan diplomatik dan perdagangan antara kedua negara terkait sejarah masa lalu.
Meski hal itu belum dapat dikonfirmasi, namun stasiun televisi Jepang, NHK dan kantor berita Kyodo mengungkapkan bahwa pihak Korsel diketahui telah berkomunikasi dengan Jepang mengenai perpanjangan perjanjian tersebut.
Jika laporan kedua media itu benar, maka perpanjangan General Security of Military Agreement (GSOMIA) tersebut akan membuat Amerika Serikat merasa lega. Sebab, AS menekankan pada kedua negara yang tengah berselisih itu untuk mempertahankan perjanjian itu.
[Gambas:Video CNN]
GSOMIA adalah perjanjian yang ditandatangani dua negara yang sama-sama sekutu AS itu pada 2016 lalu.
Perjanjian itu mengizinkan keduanya untuk berbagi informasi rahasia di bidang militer, terutama yang berkaitan dengan nuklir Korea Utara dan kapasitas rudal balistik.
Korsel dan Jepang merupakan dua sekutu AS, yang secara demokrasi dan ekonomi pasarnya sedang dihadapkan dengan persaingan dengan China dan Korut.
Namun hubungan keduanya sedang berada dalam ketegangan akibat konflik wilayah dan sejarah akibat penjajahan Jepang terhadap Korsel selama 35 tahun beserta permasalahan kemanusiaan.
AS telah berulang kali mendesak kedua negara itu untuk tidak mengungkit kembali permasalahan tersebut. AS menekankan bahwa ketegangan antar keduanya akan menjadi keuntungan bagi Korut dan China.
Para pejabat pemerintah AS mengatakan bahwa hubungan yang kurang baik antara Seoul dan Tokyo akan mempersulit hubungan diplomasi.
Korsel sendiri telah berjanji untuk tetap membagikan berbagai informasi rahasia melalui AS sebagai pihak ketiga, tetapi hal itu menimbulkan kekhawatiran tentang efisiensi dalam keadaan darurat.
Sejarah kolonialisme Jepang terhadap Korsel di masa Perang Dunia II memang kerap menjadi batu ganjalan relasi kedua negara.
Belum lama ini Korsel bahkan mengakui bahwa pembatasan ekspor Jepang ke negaranya disebabkan oleh "sengketa sejarah." (fls/dea)
Dikutip dari AFP, Korsel membalikkan keputusan awal yang ingin mengakhiri perjanjian tersebut menyusul perseteruan diplomatik dan perdagangan antara kedua negara terkait sejarah masa lalu.
Meski hal itu belum dapat dikonfirmasi, namun stasiun televisi Jepang, NHK dan kantor berita Kyodo mengungkapkan bahwa pihak Korsel diketahui telah berkomunikasi dengan Jepang mengenai perpanjangan perjanjian tersebut.
Jika laporan kedua media itu benar, maka perpanjangan General Security of Military Agreement (GSOMIA) tersebut akan membuat Amerika Serikat merasa lega. Sebab, AS menekankan pada kedua negara yang tengah berselisih itu untuk mempertahankan perjanjian itu.
[Gambas:Video CNN]
GSOMIA adalah perjanjian yang ditandatangani dua negara yang sama-sama sekutu AS itu pada 2016 lalu.
Perjanjian itu mengizinkan keduanya untuk berbagi informasi rahasia di bidang militer, terutama yang berkaitan dengan nuklir Korea Utara dan kapasitas rudal balistik.
Korsel dan Jepang merupakan dua sekutu AS, yang secara demokrasi dan ekonomi pasarnya sedang dihadapkan dengan persaingan dengan China dan Korut.
Namun hubungan keduanya sedang berada dalam ketegangan akibat konflik wilayah dan sejarah akibat penjajahan Jepang terhadap Korsel selama 35 tahun beserta permasalahan kemanusiaan.
AS telah berulang kali mendesak kedua negara itu untuk tidak mengungkit kembali permasalahan tersebut. AS menekankan bahwa ketegangan antar keduanya akan menjadi keuntungan bagi Korut dan China.
Para pejabat pemerintah AS mengatakan bahwa hubungan yang kurang baik antara Seoul dan Tokyo akan mempersulit hubungan diplomasi.
Korsel sendiri telah berjanji untuk tetap membagikan berbagai informasi rahasia melalui AS sebagai pihak ketiga, tetapi hal itu menimbulkan kekhawatiran tentang efisiensi dalam keadaan darurat.
Sejarah kolonialisme Jepang terhadap Korsel di masa Perang Dunia II memang kerap menjadi batu ganjalan relasi kedua negara.
Belum lama ini Korsel bahkan mengakui bahwa pembatasan ekspor Jepang ke negaranya disebabkan oleh "sengketa sejarah." (fls/dea)
ARTIKEL TERKAIT

Kim Jong-un Tolak Undangan Korsel Hadiri Rapat dengan ASEAN
Internasional 3 minggu yang lalu
Satgas Kamera Tersembunyi Korsel Pantau Konten Porno 24 Jam
Internasional 3 minggu yang lalu
Korsel Konfirmasi Kapal Mereka Disita Pemberontak Houthi
Internasional 3 minggu yang lalu
Korut Ancam Hancurkan Sepihak Resor Korsel di Gunung Kumgang
Internasional 1 bulan yang lalu
Kaisar Jepang Bermalam dengan Dewi hingga Hong Kong 'Lumpuh'
Internasional 1 bulan yang lalu
Kaisar Naruhito Akan Habiskan Malam Bersama Dewi Matahari
Internasional 1 bulan yang lalu
BACA JUGA

Gyu Katsu Nikaido Buka Gerai Baru di TSM Bintaro
Gaya Hidup • 16 December 2019 17:02
Mahfud Pastikan Proyek Jet Tempur KFX/IFX Berlanjut
Nasional • 13 December 2019 03:01
Pakar Sebut @Digeeembok Ada yang Pelihara dan Pasok Data
Nasional • 12 December 2019 22:41
VIDEO: Jepang Bikin Masker Pelembap Tertipis di Dunia
Gaya Hidup • 11 December 2019 10:30
TERPOPULER

China Kebakaran Jenggot Usai Dokumen Soal Uighur Bocor
Internasional • 2 jam yang lalu
Ratusan Anak Hasil Kawin Campur RI-China Jadi WN Ganda
Internasional 4 jam yang lalu
Kemlu Maklumi China Rayu Ormas Islam RI soal Uighur
Internasional 3 jam yang lalu