Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Filipina,
Rodrigo Duterte menyerukan agar warganya meninggalkan
Irak dan
Iran usai serangan udara Amerika Serikat yang menewaskan Jenderal
Qasem Soleimani pada Jumat (3/1).
Duterte bahkan memerintahkan militer Filipina untuk menyiagakan pesawat dan kapal laut untuk mengevakuasi ribuan pekerjanya di dua negara tersebut. Ia secara langsung menggelar pertemuan darurat dengan menteri pertahanan dan pejabat tinggi militer pada Minggu (5/1) untuk membahas rencana evakuasi para pekerja asal Filipina.
Kepala staf militer Letnan Jenderal Felimon Santos Jr. mengatakan pasukan Filipina disiagakan untuk melakukan evakuasi bukan hanya di Iran dan Irak, tetapi juga negara Timur Tengah lain termasuk Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada kemungkinan seperti itu [evakuasi dari negara-negara Timur Tengah] dan kami menyusun rencana hanya jika terjadi sesuatu," ungkap Santos disela konferensi media di Manila.
Senada, politisi Partai PDP-Laban Christopher Lawrence Go mengatakan Presiden Duterte memerintahkan militer untuk siap siaga dalam proses evakuasi warga dari Timur Tengah.
"Presiden Duterte memerintahkan Angkatan Bersenjata Filipina untuk bersiaga mengerahkan pesawat dan kapal militer untuk memulangkan warga keluar dari Timur Tengah, khususnya Iran dan Irak, kapan saja," ungkap Senator Go.
Seperti halnya Filipina, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan juga mengatakan meningkatkan keamanan terhadap 1.600 warganya di Irak. Kendati demikian, Korsel belum mengungkap rencana untuk menyiagakan proses evakuasi terhadap warganya yang mayoritas bekerja untuk proyek konstruksi.
[Gambas:Video CNN]
Dilaporkan
Associated Press, warga negara Asia merupakan 40 persen dari migran dunia dengan negara-negara Timur Tengah sebagai salah satu tujuannya. Departemen Pertahanan Nasional Filipina mencatat lebih dari 7.000 pekerja mereka bekerja di Irak dan Iran sebagai asisten rumah tangga, pelaut, pekerja konstruksi, hingga profesional.
Sementara itu China sudah lebih dulu mengevakuasi warganya semenjang ketegangan politik di Timur Tengah meningkat. Sejak 2015, angkatan laut China sudah mengevakuasi hampir 500 warga dari Yaman.
Di sisi lain, juru bicara kementerian luar negeri India, Raveesh Kumar mengungkapkan pemerintah belum memiliki rencana untuk proses evakuasi warganya dari Irak, Iran dan negara-negara Timur Tengah yang sedang bergejolak.
AS melancarkan serangan udara melalui pesawat drone nirawak pada Jumat (3/1) yang menewaskan Soleimani bersama wakil komandan milisi Syiah Irak (PMF) Abu Mahdi al-Muhandis, petinggi milisi Kataib Hizbullan, dan protokoler bandara Irak.
Serangan tersebut sempat memicu kekhawatiran akan perang regional antara Iran dan AS. Terlebih Teheran menyatakan akan membalas serangan AS dengan seberat-beratnya.
(ap/evn)