Jakarta, CNN Indonesia --
Indonesia mengungkapkan keprihatinan atas eskalasi yang terjadi di
Irak usai
Amerika Serikat meluncurkan serangan yang menewaskan seorang komando militer
Iran,
Qasem Soleimani, pada Jumat (3/1).
Jakarta meminta seluruh pihak terkait seperti AS dan Irak untuk menahan diri dari tindakan yang dapat memperburuk situasi.
"[Indonesia] meminta semua pihak untuk menahan diri dari tindakan yang dapat memperburuk situasi," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri RI yang diterima
CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AS meluncurkan serangan udara terhadap pesawat yang ditumpangi Soleimani saat baru mendarat di Bandara Baghdad.
Selain Soleimanani, wakil komandan milisi Syiah Irak (PMF), Abu Mahdi al-Muhandis, petinggi milisi Kataib Hizbullah, dan seorang petugas protokoler bandara Irak, Mohammed Reda juga turut meninggal dalam insiden tersebut.
Soleimani sudah beberapa kali pernah dilaporkan meninggal yakni saat kecelakaan pesawat pada 2006 di barat laut Iran, ledakan bom di Damaskus, Suriah, pada 2012, dan terakhir dalam pertempuran melawan pemberontak di Aleppo, Suriah pada November 2015.
[Gambas:Video CNN]
Serangan ini terjadi dua hari setelah milisi Syiah Irak dan simpatisannya menyerbu kedutaan besar Amerika Serikat di Baghdad.
Insiden itu terjadi setelah AS membombardir markas Kataib Hizbullah pada akhir pekan lalu hingga menewaskan 25 orang.
Akibat kisruh ini, kedutaan AS di Baghdad telah memerintahkan seluruh warganya di Irak untuk meninggalkan negara itu karena alasan keamanan.
Kemlu RI pun mengimbau seluruh WNI yang berada di Irak untuk waspada. Berdasarkan data, ada sekitar 850 WNI yang tinggal di Irak.
"Segera hubungi KBRI jika memerlukan informasi/bantuan. Hotline KBRI Baghdad +9647500365228," kata Kemlu RI.
(rds/evn)