Jakarta, CNN Indonesia -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri
Iran, Abbas Mousavi mengatakan akan melibatkan pemerintah
Ukraina dan
Boeing untuk menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat pada Rabu (8/1) pagi waktu setempat.
Dilansir kantor berita
IRNA, Mousavi juga mengatakan pihaknya juga terbuka jika para ahli dari negara-negara asal korban tewas untuk ikut serta melakukan investigasi.
Pernyataan ini berbanding terbalik dengan sikap Iran yang sebelumnya berkeras tidak akan melibatkan Boeing untuk proses investigasi, kendati dua kotak hitam sudah ditemukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan yang sama, Mousavi juga mendesak PM Kanada Justin Trudeau atau pemerintah negara lain untuk terlibat dalam proses penyelidikan.
Mansour Darajati, Direktur Pelaksana Kantor Gubernur Teheran yang bertanggung jawab atas manajemen krisis mengatakan tim penyelamat telah menyelesaikan proses pencarian jenazah. Ia juga melaporkan seluruh jenazah sudah tidak utuh.
[Gambas:Video CNN]
Pesawat Boeing 737 milik maskapai Ukraina International Airlines jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Imam Khomeini, Iran.
Pesawat yang membawa 176 penumpang dan kru itu dinyatakan tewas.
Laporan yang dirilis otoritas penerbangan Iran mengungkapkan bahwa pesawat sempat berputar balik ke arah bandara sebelum jatuh. Hanya saja pilot dilaporkan tidak mengirimkan pesan radio terkait kemungkinan kerusakan pesawat.
Namun, sumber intelijen media AS mengungkapkan pesawat jatuh lantaran terkena tembakan rudal militer Iran.
Tuduhans erupa diamini oleh Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau yang mengklaim pihaknya memiliki data dari berbagai sumber intelijen yang menunjukkan pesawat itu jatuh setelah tertembak rudal Iran.
(evn)