Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin Tertinggi
Iran Ayatollah Ali Khamenei memimpin ibadah salat Jumat di Teheran untuk pertama kalinya dalam delapan tahun terakhir pada Jumat (17/1).
Khamenei tercatat terakhir kali memimpin salat Jumat di Masjid Mosalla, Teheran, pada Februari 2012 lalu saat peringatan 33 tahun revolusi Islam di Iran.
Kemunculan Khamenei dalam salat Jumat hari ini berlangsung ketika Iran tengah menghadapi tekanan setelah pasukan Garda Revolusi secara tak sengaja menembak pesawat Ukraine International Airlines dua kali dengan rudal hingga menewaskan seluruh 176 penumpang.
Kecelakaan itu memicu amarah publik Iran hingga mendorong demonstrasi anti-pemerintah di Teheran. Iran mengerahkan ratusan aparat keamanan ke pelosok ibu kota untuk mengamankan unjuk rasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan pantauan wartawan
AFP, sekitar 50 pasukan polisi anti-huru-hara lengkap dengan pentungan dan gas air mata dikerahkan di beberapa titik di utara Teheran.
[Gambas:Video CNN]Insiden penembakan pesawat Ukraina juga terjadi ketika Iran tengah berada di ambang perang dengan Amerika Serikat setelah Negeri Paman Sam meluncurkan serangan
drone yang menewaskan salah satu jenderal Iran, Qasem Soleimani, pada 3 Januari lalu.
Pada Kamis siang, Presiden Hassan Rouhani mengakui publik Iran tengah menghadapi krisis kepercayaan terhadap pihak berwenang. Meski begitu, ia menekankan persatuan nasional, pemerintahan yang lebih baik, dan pluralisme yang lebih luas.
Rouhani membela kebijakan terbuka yang ia terapkan sejak terpilih menjadi presiden pada 2013 lalu dan dikritik pihak konservatif Iran. Selama Rouhani menjabat, Iran memang menerapkan kebijakan politik luar negeri yang lebih terbuka terhadap dunia internasional.
"Tentu saja, ini sulit. Orang-orang memilih kami untuk mengurangi ketegangan dan permusuhan antara Republik Islam (Iran) dan dunia," kata Rouhani.
(rds/dea)