Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Iran, Hassan Rouhani, menyatakan tidak akan membatasi pengayaan
uranium yang sedang berjalan. Sebab, Iran memilih mundur secara penuh dari perjanjian nuklir 2015 (Joint Comprehensive Plan Of Action) akibat serangan udara
Amerika Serikat yang menewaskan salah satu perwira tinggi militernya, Jenderal Qasem Soleimani.
"Tidak ada pembatasan (pengayaan uranium). Kondisi program nuklir saat ini jauh lebih baik daripada saat terikat perjanjian," kata Rouhani dalam pidato di hadapan para petinggi Bank Nasional Iran di Teheran, seperti dikutip dari
Associated Press, Jumat (17/1).
Perjanjian nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015 yang digagas di era Presiden AS Barack Obama itu menetapkan Iran harus membatasi tingkat pengayaan uranium hingga 3,67 persen, jauh dari keperluan mengembangkan senjata nuklir yaitu 90 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai timbal balik, negara Barat akan mencabut serangkaian sanksi terhadap Teheran. Selain AS, negara-negara yang menandatangani kesepakatan nuklir JCPOA, yakni Inggris, Prancis, Jerman, China, Rusia, dan Uni Eropa.
Saat ini Iran mengatakan tingkat pengayaan uranium yang mereka lakukan mencapai 4,5 persen. Sebelum kesepakatan itu diteken, mereka sudah memperkaya uranium hingga 20 persen.
[Gambas:Video CNN]Uranium harus bisa diperkaya hingga 90 persen untuk bisa dijadikan senjata nuklir. Iran mengatakan saat ini sudah mengembangkan alat sentrifugal pengayaan uranium canggih generasi baru.
Pengujian sentrifugal IR-9 disebut Rouhani bisa mengubah uranium yang ditambang menjadi bahan bakar untuk tenaga nuklir.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sebelumnya membenarkan upaya pengayaan uranium yang dilakukan Iran saat ini telah melebihi batas yang ditetapkan dalam perjanjian nuklir 2015. Fasilitas nuklir di Fordo, Iran kini sudah menampung sekitar 1.000 alat pemisah (centrifuge) isotop uranium.
Sementara cadangan uranium Iran yang ada saat ini sebesar 372,3 kilogram dan diperkirakan akan terus bertambah. Di sisi lain, perjanjian mencatat Iran hanya diperbolehkan menyimpan cadangan uranium sebanyak 202,8 kilogram.
Meski demikian, Iran berulang kali menyatakan tidak akan menggunakan nuklir sebagai senjata. Mereka mengklaim akan menggunakan tenaga nuklir untuk keperluan pembangkit listrik.
(ayp/ayp)