Pasokan makanan memadaiDela menyebut saat ini sejumlah pertokoan di Wuchang masih tutup, kecuali supermarket dan minimarket. Pun begitu dari jendela asramanya, Dela masih bisa melihat beberapa mobil dan motor berlalu lalang.
Meski harus berada di dalam asrama selama berminggu-minggu, Dela mengaku tak pernah kekurangan pasokan makanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika wabah corona merebak, ia mengaku sempat belanja kebutuhan bulanan dalam jumlah banyak sebagai persediaan ketika kota mulai diisolasi dan tak ada toko yang buka.
Mahasiswi jurusan administrasi bisnis ini mengungkapkan beberapa restoran masih buka dan bisa dipesan secara daring melalui aplikasi. Hanya saja penghuni asrama tidak diperbolehkan mengambil sendiri pesanan makanan.
Saat makanan yang dipesan datang, penjaga asrama akan mengambil makanan dari kurir yang menunggu di gerbang asrama. Ia kemudian menggunakan motor ke dalam gedung untuk mengantar makanan ke pemesan.
Tak hanya itu, pihak universitas secara rutin membagikan kebutuhan sayur, buah, hingga daging bagi penghuni asrama sekitar dua hingga tiga kali seminggu. Bahan-bahan terebut diambil oleh universitas dari toko-toko di Wuhan yang tutup.
Pasokan bahan makanan yang mencukupi bahkan membuat ia tak lagi bisa menyimpan di lemari pendingin di kamar asramanya.
"Sampai kamar asrama kini penuh dengan makanan, kulkas
enggak muat untuk menyimpan sayuran," ujarnya.
 Kondisi jalanan kota Wuhan lengang selama diisolasi. (Foto: Hector RETAMAL / AFP) |
Dela mengaku mendapat informasi dari salah seorang pengajar di Wuhan University of Technology yang menginformasikan bahwa penyebaran virus corona saat ini mulai melemah. Orang-orang kemungkinan juga akan diperbolehkan untuk keluar dalam waktu dekat.
"Xi Jin-ping kemarin juga datang ke Wuhan. Kalau Wuhan enggak aman, kayaknya enggak mungkin Xi Jin-ping datang," katanya menambahkan.
Sejak tinggal selama 6,5 tahun di Wuhan, ia mengaku nyaman dan tak khawatir terinfeksi corona. Menurutnya anak muda memiliki kekebalan tubuh yang cukup kuat.
Selain itu biaya perawatan Covid-19 pun akan ditanggung oleh pemerintah China.
Ia mengaku tak rela meninggalkan kota yang berpenghuni 11 juta kendati tengah 'sakit'.
"Aku berasa sudah sayang banget sama Wuhan, kayak punya rumah kedua. Jadi aku stay di sini. Aku tahu, sebentar lagi pasti juga sembuh," ungkapnya.
(ang/evn)