Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri RI menyatakan proses pemulangan 57 warga
Indonesia kru kapal pesiar Grand Princess yang berlabuh di California tertunda, lantaran surat keterangan sehat dan bebas
virus corona tak kunjung diberikan pemerintah
Amerika Serikat.
Kapal pesiar itu sempat ditolak berlabuh di San Fransisco lantaran 21 orang yang berada di kapal itu positif terinfeksi virus corona (Covid-19).
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha, mengatakan pemerintah Indonesia sudah merancang proses evakuasi dengan menggunakan pesawat sewaan yang difasilitasi perusahaan kapal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rute pemulangan mencakup San Fransisco menuju Beograd, lalu New Delhi, dan tiba melalui Batam.
Sejak awal, Judha menuturkan pemerintah Indonesia telah meminta AS melakukan tes kesehatan terhadap para anak buah kapal demi memastikan puluhan WNI itu bebas dari virus corona sebelum dipulangkan.
"Namun sampai saat terakhir, surat kesehatan tersebut tidak dapat diberikan sehingga proses keberangkatan jadi terhambat," kata Judha dalam jumpa pers virtual Kemlu pada Kamis (19/3).
Judha mengatakan saat ini puluhan WNI itu masih berada di atas kapal. Saat ini, aparat AS tengah menyemprotkan desinfektan terhadap kapal tersebut.
Setelah proses itu selesai, Judha menuturkan para kru kapal masih belum bisa diangkut keluar lantaran harus menjalani 14 hari karantina.
[Gambas:Video CNN]Karena itu, Judha mengatakan Konsulat Jenderal RI di San Fransisco dan Los Angeles bersama dengan Kedutaan Besar RI di Washington DC terus berkoordinasi dengan pihak kapal untuk memastikan puluhan WNI itu mendapat perlakuan sebaik-baiknya selama berada di atas kapal.
Menurut Judha, ada beberapa permintaan yang diajukan pihaknya kepada pengelola kapal yakni menyediakan para WNI itu masing-masing satu kamar tidur yang layak selama berada di kapal dan tidak boleh mempekerjakan mereka selama masa karantina.
"Permintaan itu sudah dilakukan pihak manajemen kapal, mereka memberikan kabin penumpang yang dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas penumpang, free wifi, internet, tv kabel, dan juga Netflix untuk membuat nyaman mereka selama masa karantina," ucap Judha.
 (CNN Indonesia/Fajrian) |
"Kami harapkan setelah proses karantina selesai mereka bisa pulang kembali ke Indonesia dan kami tentu akan terus monitor dan memfasilitasi proses kepulangan mereka ke Indonesia," ujar Judha.
(rds/ayp)