Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri
Malaysia Muhyiddin Yassin batal mengunjungi Presiden
Jokowi akhir Maret ini karena situasi tak menentu akibat
virus corona.
Pembatalan itu diinformasikan oleh Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein kepada Menlu RI Retno Marsudi melalui video conference pada Jumat (20/3).
"Baru saja selesai berbicara melalui video conference selama 45 menit dengan Ibu Retno Marsudi, Menlu RI, pada pagi ini. Pertama kami membahas soal kunjungan resmi Perdana Menteri ke Indonesia yang dijadwalkan berlangsung pada akhir Maret tetapi harus ditunda," kata Hishammuddin melalui unggahan di Facebook.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu staf kedutaan besar Malaysia di Jakarta menuturkan penundaan diyakini karena saat ini mereka fokus dalam menangani pandemi virus corona.
"Masalah Covid-19 ini berat," ucap salah satu staf kedutaan.
[Gambas:Video CNN]Selain soal lawatan Muhyiddin, kedua menlu juga membahas rencana Pertemuan Tingkat Tinggi ASEAN yang rencananya digelar April mendatang di Vietnam.
Pertemuan itu dibahas menyusul situasi saat ini yang tidak kondusif. Meski begitu, belum jelas apakah acara tersebut tetap berlangsung atau tidak.
Hishammuddin mengatakan dia dan Retno juga membahas tablig akbar yang diselenggarakan di Masjid Sri Petaling pada 27 Februari hingga 1 Maret lalu. Acara yang dihadiri lebih dari 10 ribu peserta dari 27 negara itu menjadi salah satu kluster penyebaran corona di Negeri Jiran.
Hingga kini, Malaysia tercatat memilik 915 kasus corona dengan 2 kematian. Sebagian besar kasus corona itu berkaitan dengan tablig akbar tersebut, di mana 696 WNI hadir dalam acara tersebut.
 Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian |
Sebanyak 13 WNI yang terinfeksi corona di Malaysia sejauh ini juga merupakan peserta tablig akbar.
"Kami juga fokus terhadap isu perhimpunan tablig di Indonesia serta berkongsi kaedah menghalang penularan wabah dari pada peserta perhimpunan ini," kata Hishammuddin.
Menurut dia, Indonesia dan Malaysia sepakat bekerjasama membantu masyarakat kedua negara yang terjebak di luar negeri karena kebijakan
lockdown agar bisa pulang.
(rds/dea)