Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
Inggris memutuskan untuk memperpanjang
lockdown atau penutupan wilayah skala nasional selama tiga minggu ke depan untuk menekan penyebaran
virus corona.
Menteri Luar Negeri Dominc Raab mengatakan jika ia akan melakukan pertemuan dengan para menteri terkait sebelum membuat keputusan ke publik. Raab sementara waktu menggantikan tugas Perdana Menteri Boris Johnson selama dalam proses penyembuhan setelah sempat divonis positif Covid-19.
Menteri Kesehatan Matt Hancocok merespos rencana positif tersebut dengan mengatakan jika masih terlalu dini bagi Inggris untuk menyudahi
lockdown di tengah angka kematian yang mencapai lebih dari 12 ribu orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masih terlalu dini untuk melakukan perubahan. Sementara kita telah melihat jumlah kasus kian stabil, tetapi angka kematian masih belum turun dan sejauh ini saya ketahui masih terlalu tinggi," ujar Hancock seperti mengutip
AFP.Menurutnya saat ini sebagian besar warga Inggris telah mematuhi aturan untuk tidak keluar rumah kecuali untuk berolahraga atau membeli kebutuhan pokok.
Kendati demikian, ia tidak mengatakan berapa lama aturan tersebut akan tetap diberlakukan. Jika mengacu pada hukum yang berlaku, aturan tersebut harus dievaluasi setiap 21 hari untuk menentukan langkah yang akan ditempuh selanjutnya.
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian |
Inggris sejak 23 Maret memutuskan untuk
lockdown nasional selama tiga minggu. Kebijakan tersebut ditempuh setelah melihat warga Inggris yang masih nekat melakukan kegiatan di luar ruangan di tengah merebaknya penularan SARS-Cov-2.
Tepat empat hari setelah mengumumkan aturan tersebut, Johnson divonis positif terinfeksi virus corona. Kondisinya sempat memburuk pada akhir Maret hingga ia harus dipindahkan ke ruang perawatan intensif (ICU).
Johnson akhirnya dibolehkan keluar dari RS St Thomas setelah kondisinya membaik pada Minggu (12/4). Ia menyatakan terima kasih kepada tim medis dan bertekad untuk memerangi virus corona.
Diketahui kasus virus corona sudah menginfeksi 99.519 orang di Inggris. Sekitar 12.894 orang dinyatakan meninggal.
(afp/evn)
[Gambas:Video CNN]