Jakarta, CNN Indonesia -- Penduduk
Kolombia berunjuk rasa di Ibu Kota Bogota pada Rabu (22/4) kemarin untuk memprotes minimnya bantuan selama pemberlakuan penguncian wilayah (
lockdown) dan pembatasan kegiatan untuk menghadapi
virus corona (Covid-19).
Dilansir
CNN, Kamis (23/4), para pengunjuk rasa memblokade dan memukul pot-pot di kawasan Ciudad Bolivar sebagai bentuk protes.
"70 persen dari orang-orang ini adalah pekerja di sektor informal," ujar pegiat hak asasi manusia, Cristian Ramayo, kepada CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka tidak memiliki dana pensiun dan bantuan pemerintah belum juga tiba di sini. Hal ini membuat situasi semakin rumit," lanjut Ramayo.
Ramayo juga mengatakan bahwa ada 750.000 orang yang mulai kelaparan. Beberapa keluarga menggantung kain merah di jendela rumah mereka sebagai tanda bahwa mereka butuh mendapat bantuan secepatnya.
Para pengunjuk rasa didukung oleh kamar dagang setempat, asosiasi petani, lembaga swadaya masyarakat, dan komunitas LGBT.
Kolombia mencatat ada 4.356 kasus virus corona dengan 206 orang meninggal.
Lockdown yang diberlakukan secara nasional di Kolombia masih berlangsung sampai 10 Mei mendatang. Meski demikian sektor-sektor pekerjaan seperti konstruksi dan manufaktur akan diizinkan beroperasi kembali pada Senin pekan depan.
(ayp)
[Gambas:Video CNN]