Saudi dan Perusahaan China Sepakat US$265 Juta Buat Tes Covid

CNN Indonesia
Senin, 27 Apr 2020 02:18 WIB
A Saudi nurse checks a patient's temperature at a mobile clinic catering for the residents of Ajyad Almasafi district in the holy city of Mecca, on April 7, 2020, which authorities have  sealed-off, along with other major cities, amid measures to curb the spread of COVID-19. - Saudi Arabia's health minister warned of a huge spike in coronavirus cases of up to 200,000 within weeks, state media reported, a day after the kingdom extended the duration of daily curfews in multiple cities, including the capital, to 24 hours in a bid to limit the spread of the deadly virus. (AFP/BANDAR ALDANDANI)
Seorang petugas medis mengambil spesimen untuk diperiksa risiko terinfeksi virus corona, Makkah, Arab Saudi. (AFP/BANDAR ALDANDANI)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Arab Saudi terus berupaya memasifkan tes risiko virus corona (Covid-19) di negara kerajaan tersebut.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Arab Saudi pun melakukan kerja sama dengan perusahan China, Beijing Genome Institute (BGI).

Seperti dikutip dari AFP, akhir pekan lalu, Minggu (26/4), Arab Saudi mengumumkn kerja sama senilai US265 juta dengan BGI untuk penyediaan 9 juta alat tes Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain penyediaan alat tes, dalam kerja sama tersebut, BGI pun akan menyedikan 500 pakar, spesialis, dan teknisi yang didatangkan dari China ke Arab untuk membantu proses pelaksanaan tes Covid-19. Termasuk pula, di dalamnya kerja sama untuk meningkatkan enam laboratorium besar kawasan di beberapa area di kerajaan, juga sebuah laboratorium bergerak dengan kapasitas produksi 10 ribu tes per harinya.

Kontrak kerja sama itu merupakan yang dilakukan negara kerajaan itu untuk melawan corona. Selain perusahaan China, Arab Saudi juga bekerja sama dengan mitra dari Amerika Serikat, Swiss, dan Korea Selatan.

"Jumlah tes [keseluruhan] ditargetkan mencapai 14,5 juta jiwa, yang meliputi sekitar 40 persen dari jumlah populasi di Kerajaan Arab Saudi," demikian dikutip dari Saudi Press Agency.

Pemerintah Arab Saudi diketahui telah melonggarkan masa lockdown terkait pandemi virus corona. Namun, pelonggaran itu tak diterapkan di kota suci Makkah--yang juga menjadi episentrum Covid-19 di Arab Saudi.

Sebelumnya, Arab Saudi melakukan kebijakan lockdown atau penutupan wilayah selama 24 jam untuk memerangi penyebaran penularan Covid-19 di negara itu.

Sejak Minggu (26/4), dilansir dari AFP, pemerintah mulai membuka aktivitas di beberapa kota mulai pukul 09.00 pagi hingga 17.00 waktu setempat. Pelonggaran masa lockdown tersebut dilakukan hingga 13 Mei.

Sejumlah pusat perbelanjaan dan toko-toko lainnya boleh melakukan aktivitas perdagangan mereka selama jam-jam yang diperbolehkan.

Arab Saudi sendiri tercatat sebagai negara yang memiliki jumlah kasus penyebaran virus corona tertinggi di negara-negara Arab lainnya.

Pada Sabtu (25/4) Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengumumkan jumlah kasus virus corona di negara itu mencapai 16.299. Total 136 pasien yang tertular meninggal dan 2.215 sembuh. Arab Saudi sendiri menunda penyelenggaraan umrah sejak bulan lalu demi menekan penyebaran virus corona di negara mereka. (afp/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER