Jakarta, CNN Indonesia -- Anak dari dokter yang meninggal dunia saat menangani
corona di Inggris menuntut Menteri Kesehatan Matt Hancock untuk menyadari kesalahan dan menyesali ketidakmampuan pemerintah menyiapkan Alat Pelindung Diri (
APD) untuk tenaga medis dengan baik.
Intisar Chowdury ingin mendengar respons Hancock terkait dugaan pemerintah tidak merespons dengan serius soal permintaan alat pelindung diri.
Dalam wawancara dengan radio LBC, dikutip dari
CNN, Hancock menyebut bahwa pemerintah sudah mendengar permintaan ayah Intisar, Abdul Mabud Chowdury soal APD.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengambil langkah sangat serius terkait permintaan ayahmu dan kami sudah bekerja keras setiap waktu untuk memastikan kecukupan alat pelindung."
"Dalam hal setiap staf pelayanan publik yang meninggal karena virus corona, kami akan melihat tiap kasus untuk mencari sebabnya. Kami bakal menyelidiki sumber dan sebab mereka terkena virus dan mengambil pelajaran dari sana," kata Hancock.
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian Insert Artikel - Waspada Virus Corona |
Hancock sendiri tidak mau menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan pemerintah menyadari kesalahan yang dilakukan dalam penanganan pandemi corona ini.
"Saya rasa hal yang penting adalah kita semua terus belajar untuk membuat hal ini menjadi baik," ujar Hancock menjawab pertanyaan tersebut.
Abdul Mabud Chowdury meninggal dunia pada awal April. Sepekan sebelumnya, ia sempat membuat surat terbuka agar tenaga medis mendapatkan tambahan alat pelindung diri bagi pekerja medis.
Kasus Kematian Anak di InggrisHancock menyebut bahwa pihaknya tengah melakukan penelitian terkait sejumlah anak yang meninggal dunia dengan sindrom peradangan di masa pandemi corona.
"Ada sejumlah anak yang meninggal dan mereka tidak memiliki kondisi kesehatan yang mendasari hal tersebut."
"Ini penyakit baru yang kami pikir disebabkan oleh virus corona. Kami tidak yakin 100 persen karena beberapa anak yang terkena penyakit itu tidak terbukti positif virus corona, jadi kami terus melakukan penelitian. Namun hal itu tentu merupakan sebuah hal yang perlu kami khawatirkan," ujar Hancock.
(ptr)
[Gambas:Video CNN]