Trump Anggap Tes Corona Berlebihan Usai Ajudan Terinfeksi

CNN Indonesia
Jumat, 08 Mei 2020 13:15 WIB
US President Donald Trump speaks to the press aboard Air Force One on September 7, 2018, as he travels to Fargo, North Dakota, to speak at a Joint Fundraising Committee. (Photo by Nicholas Kamm / AFP)
Presiden ASt Donald Trump menganggap uji tes virus corona agak berlebihan. Pernyataan itu diutarakan tak lama usai menjalani pemeriksaan Covid-19. (NICHOLAS KAMM / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump menganggap uji tes virus corona agak berlebihan. Pernyataan itu diutarakan Trump tak lama usai menjalani pemeriksaan Covid-19.

Pemeriksaan itu dilakukan setelah seorang pengawal pribadi Trump yang merupakan personel Angkatan Laut AS dinyatakan positif terinfeksi corona.

Kepada wartawan di Gedung Putih, Trump mengaku hanya menjalin sedikit kontak dengan sang ajudan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya hanya menjalin sedikit kontak pribadi dengan pria ini. Saya tahu siapa dia, dia orang baik, tapi saya hanya menjalin sedikit kontak dengannya," kata Trump pada Kamis ((7/5).


"Tapi saya selalu menganggap bahwa tes (corona) itu agak berlebihan. Karena apa yang terjadi setelah seseorang melakukan tes? Apa yang terjadi di sana?" ujarnya menambahkan seperti dilansir CNBC.

Pernyataan itu diutarakan Trump tepat setelah Gedung Putih menuturkan sang presiden dan wakilnya, Mike Pence, akan melakukan pemeriksaan corona harian.

Tes corona harian ini dilakukan terhadap presiden dan seluruh staf di lingkaran Gedung Putih beberapa jam setelah kabar ajudan Trump positif corona dikonfirmasi kantor presiden.
Foto: CNN Indonesia/Fajrian

"Tes corona harian juga akan dilakukan untuk semua orang yang berhubungan dengan presiden," kata Pence di Gedung Putih.

Sejak berita ajudan positif corona, Trump dan Pence telah melakukan pemeriksaan corona berulang lantaran memiliki riwayat kontak. Namun, sejauh ini hasil pemeriksaan Trump dan Pence negatif.

Selain sempat menyepelekan virus corona, Trump memang kerap mengkritik skema tes cepat corona yang dinilainya tidak efektif menekan penularan.

"Kita melakukan pemeriksaan sekali seminggu, sekarang kita melakukan pemeriksaan setiap hari. Bisa saja sesuatu terjadi pada seseorang di antara tes-tes tersebut. Apa yang terjadi di antara waktu Anda melakukan pemeriksaan hari ini dan beberapa hari kemudian?" ujar Trump.


AS masih menjadi negara dengan kasus corona dan angka kematian tertinggi di dunia. Berdasarkan data statistik Worldometer per Jumat (8/5), AS tercatat memiliki 1.292.623 kasus corona dengan 76.928 kematian.

Meski masih tren kasus corona baru masih terus melonjak secara signifikan di AS, pemerintahan Trump tetap berencana melonggarkan kebijakan pembatasan pergerakan dan membuka kembali kegiatan perekonomian.

Puluhan negara bagian AS juga telah melonggarkan sebagian kebijakan pembatasan pergerakan dan membuka aktivitas bisnis secara bertahap.


Trump mengakui bahwa pelonggaran pembatasan pergerakan akan memicu peningkatan angka penularan dan kematian. Meski begitu, ia menganggap AS tidak bisa selamanya menutup diri karena virus corona.

"Kami tidak bisa tetap menutup diri sebagai sebuah negara. Kita tidak akan memiliki apa-apa lagi," kata Trump seperti dilansir Channel NewsAsia di awal pekan ini. (rds/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER