Jepang Pertimbangkan Cabut Darurat Nasional Pekan Ini

CNN Indonesia
Senin, 11 Mei 2020 10:21 WIB
Commuters walk along a sidewalk Monday, April 6, 2020, in Tokyo. Reports say Prime Minister Shinzo Abe plans to declare an emergency in Tokyo and other cities Tuesday. (AP Photo/Jae C. Hong)
Jika kondisi stabil, pemerintah Jepang akan melonggarkan darurat nasional di beberapa prefektur. (AP/Jae C. Hong)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Jepang mempertimbangkan mencabut keadaan darurat nasional virus corona di beberapa prefektur yang tidak terkena imbas dalam jumlah besar.

Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura merencanakan mengakhiri kondisi darurat di 34 prefektur, sebelum batas waktu 31 Mei.


"Untuk 34 prefektur [...] jika kami dapat mengonfirmasi kasus infeksi baru tetap stabil, kami bisa saja menyudahi [keadaan darurat nasional] di prefektur-prefektur tersebut," kata Nishimura di parlemen, Senin (11/5), dikutip dari Channel News Asia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nishimura menambakan kondisi darurat nasional bisa kembali diterapkan jika ada tanda-tanda memburuk setelah pencabutan berlaku.

Dari 34 prefektur tersebut, Tokyo dan Osaka serta 11 prefektur lain kemungkinan tidak akan diberlakukan pencabutan kondisi darurat nasional.

Jepang pekan lalu memperpanjang keadaan darurat nasional hingga akhir Mei dengan mengatakan akan melihat kembali situasi pada 14 Mei dan bisa saja mencabut kondisi darurat di beberapa perfektur.

Situasi darurat nasional di Jepang sudah berlakuk sejak 7 April 2020 di Tokyo dan enam wilayah lain. Kemunculan kasus-kasus baru lantas membuat pemerintah memperluas darurat nasional ke seluruh negeri.

Beragam aturan yang diterapkan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona tidak diindahkan seluruh masyarakat Jepang. Banyak yang masih memilih bepergian dan beraktivitas di tengah aturan darurat nasional.


Warga Jepang pun menentang aturan baru tentang perilaku masyarakat, seperti kewajiban mengenakan masker, menjaga jarak, dan kerja jarak jauh, karena dianggap menggurui.

Terdapat 15.777 kasus virus corona di negara Asia Timur tersebut. Menurut data Johns Hopkins University tercatat 624 orang meninggal. Sementara dari data Worldometers diketahui 8.127 orang sembuh. (nva/evn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER