Jumlah Warga AS Meninggal Akibat Corona Capai 80 Ribu Orang

CNN Indonesia
Senin, 11 Mei 2020 20:06 WIB
Funeral director Amy Cunningham inspects the casket of Winifred Pardo before leaving Sherman's Flatbush Memorial Chapel, Wednesday, April 29, 2020, in the Brooklyn borough of New York. When 91-year-old Pardo died at last month, her family was in other states and couldn't be with her because of the coronavirus. So the Brooklyn funeral director turned to people in her own neighborhood for help. And people responded. (AP Photo/John Minchillo)
Ilustrasi korban meninggal akibat virus corona di Amerika Serikat. (AP/John Minchillo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah kematian pasien virus corona (Covid-19) di Amerika Serikat mencapai 80.787 orang berdasarkan data statistik Worldometer per Senin (11/5).

Angka kematian itu meningkat ketika sebagian negara bagian AS terus melonggarkan serangkaian kebijakan pembatasan pergerakan dan membuka kembali kegiatan perekonomian.


Puluhan negara bagian di AS mulai melonggarkan kebijakan pembatasan sejak akhir April lalu setelah Presiden Donald Trump mengumumkan rencana pemulihan ekonomi dan pelonggaran kebijakan pembatasan secara bertahap.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, lonjakan kasus virus corona baru dan angka kematian masih ditemukan di Negeri Paman Sam.

Tanpa menyesuaikan dengan pedoman yang dianjurkan pemerintah federal, dikutip CNN, puluhan negara bagian itu mengklaim bahwa kebijakan pembukaan kembali wilayah mereka didasarkan oleh masukan dan data dari para ahli kesehatan dan medis.

Di sisi lainnya, sejumlah ahli dan pejabat kesehatan pemerintah federal memperingatkan tentang risiko lonjakan angka kematian jika pelonggaran kebijakan pembatasan dilakukan secara prematur.

Model penelitian Institute for Health Metrics and Evaluation the University of Washington (IHME) memprediksi lebih dari 137 ribu warga Amerika akan meninggal pada awal Agustus mendatang karena virus corona.


Direktur IHME, Dr. Christopher Murray, menuturkan lonjakan kematian itu sebagian besar disebabkan karena semakin banyak warga Amerika yang bebas bepergian di tengah pelonggaran pembatasan pergerakan secara bertahap.

"Lonjakan infeksi corona kemungkinan terus meningkat jika tidak ada pemeriksaan, pelacakan kontak, dan penerapan isolasi terhadap pasien positif dengan cepat dan perluasan penggunaan masker di tempat publik," kata Murray melalui pernyataan.

Berdasarkan data statistik Worldometer per hari ini, AS tercatat memiliki 1.367.638 kasus corona. Angka itu masih menjadikan AS sebagai negara dengan kasus virus corona tertinggi di dunia. (rds/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER